News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menhub Klaim Pendapatan Ojol Naik karena Motor Listrik, Asosiasi: Konsumen Kurang Minat tuh Pak

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menjalani pemeriksaan di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jakarta, Rabu (26/7/2023). Budi Karya Sumadi diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan suap pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Tahun Anggaran 2018-2022. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengklaim pendapatan sopir ojek online atau ojol naik berkat adanya motor listrik. Apa benar begitu?

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono mengungkapkan, konsumen ojek online (ojol) kurang minat menggunakan kendaraan listrik.

Pasalnya, dari sisi kecepatan motor listrik justru lebih cocok untuk digunakan pada lingkungan perumahan, bukan jalan raya. Tak hanya itu, waktu pengisian baterai juga dinilai lebih lama dibandingkan dengan motor konvensional.

Baca juga: Diperiksa 10 Jam, KPK dalami Pengawasan Proyek Kereta Api Lewat Menhub Budi Karya 

"Efisiensi waktu pengisian energi penggerak sepeda motor listrik yang jauh lebih lama dan butuh waktu daripada mengisi bahan bakar minyak sepeda motor konvensional," ujar Igun saat dihubungi Tribunnews, Minggu (30/7/2023).

Di sisi lain, kata Igun infrastruktur penunjang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) saat ini masih jarang didapati. "Sehingga menyulitkan produktivitas customer," jelasnya.

Pengamat sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno.

Menurutnya, kecepatan motor listrik lebih rendah bahkan kurang disenangi oleh pengguna. "Lantaran lajunya lamban, sehingga kurang disenangi. Kalau untuk angkutan barang ringan masih memungkinkan," ucap Djoko.

"Bisa jadi seperti itu (kurang diminati), berdasar hasil temuan kami di lapangan," imbuhnya.

Sehingga menurut Djoko, efektivitas kendaraan listrik yang diterapkan pada pengemudi ojek online (ojol) dinilai kurang pas bahkan sulit dikembangkan. "Melihat animo masyarakat seperti itu, nampaknya susah dikembangkan (ekosistem kendaraan listrik)," tegasnya.

Baca juga: Menhub Apresiasi Kerjasama Tiga Negara Pantai dalam Penanggulangan Pencemaran Minyak di Laut

Klaim Menhub

Sebelumnya, Budi Karya Sumadi mengklaim pendapatan sopir ojek online atau ojol naik berkat adanya motor listrik.

Menhub mendorong adanya konversi motor listrik di Indonesia. Hal tersebut lantaran jumlah motor berbahan bakar fosil saat ini jumlahnya sangat banyak.

Menurut dia, motor listrik merupakan game changer untuk meraih target pengurangan emisi. Itu juga berlaku untuk penurunan beban operasional bagi para driver ojek online.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini