Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong Perum Bulog untuk menyetok 1 juta ton beras, sebagai antisipasi kondisi El Nino terhadap ketahanan pangan nasional.
"Saat ini stok Bulog di kisaran 800 ribu ton. Ini terus kita tingkatkan stoknya sehingga nantinya dalam dua pekan ke depan stok Bulog bisa mencapai di atas 1 juta ton," kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, dikutip Selasa (1/8/2023).
"Ini penting untuk menjaga stok beras nasional dalam kondisi yang secure dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk stabilisasi pasokan dan harga serta kondisi kedaruratan," imbuhnya.
Baca juga: Utamakan Pasar Domestik, Rusia Umumkan Larangan Sementara Ekspor Beras
Tidak hanya pada aspek ketersediaan dan stabilitas pangan, Arief juga menekankan pentingnya penganekaragaman pangan sebagai salah satu exit strategy dalam mengantisipasi dampak El Nino.
Kata dia, hal ini penting lantaran Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya pangan berbasis kearifan lokal.
"Beras memang menjadi pangan pokok yang dikonsumsi mayoritas masyarakat Indonesia. Namun masih banyak sumber karbohidrat dan protein yang tersebar di berbagai daerah, misalnya sagu di Indonesia Timur," ujar dia.
"Kita ingin ketahanan pangan yang berlandaskan kemandirian dan kedaulatan nasional. Dibutuhkan political will bersama untuk mengakselerasi keragaman produksi kita dan menjadi kekuatan dalam mengantisipasi dampak Elnino bagi ketahanan pangan," sambungnya.
Di sisi lain, Arief mengimbau masyarakat untuk stop boros pangan. Hal itu dilihat dari angka food loss and waste atau kehilangan dan pemborosan pangan di Indonesia masih tergolong besar.
"Masyarakat perlu memahami pentingnya kita bersama-sama mengurangi food loss and waste ini, terutama untuk mengantisipasi dampak El Nino yang bisa berpengaruh terhadap penurunan produksi pangan. Yang bisa kita lakukan bersama salah satunya adalah mulai melaksanakan aksi stop boros pangan dan belanja bijak," kata dia.
Baca juga: Panic Buying di AS setelah India Umumkan Larangan Ekspor Beras
Arief menegaskan, stop boros pangan dapat diterapkan dengan benar-benar mengonsumsi makanan sampai habis tak bersisa.
Sementara belanja bijak, lanjut Arief dapat diaplikasikan dengan membeli keperluan pangan sesuai kebutuhan dan tidak perlu sampai panic buying.
"Belanja bijak ini bagian dari kontribusi kita bersama untuk menjaga ketahanan pangan. Dengan berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak panic buying tentunya demand di masyarakat tidak mengalami rush yang memicu kelangkaan pasokan dan lonjakan harga," jelasnya.