Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan rencana Indonesia menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) sudah disampaikan ke-38 anggotanya.
Hal itu diketahui setelah Menko Airlangga bertemu Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Airlangga mengatakan akan membuat peta jalan (road map) mengenai keanggotaan Indonesia sebelum melanjutkan ke proses persetujuan.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Negara-negara Anggota OECD Sambut Positif Rencana Indonesia Bergabung
Namun demikian proses persetujuan tersebut membutuhkan waktu yang panjang, umumnya empat sampai delapan tahun.
Kata Airlangga, apabila Indonesia berhasil masuk dalam keanggotaan OECD akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Anggota OECD rata-rata pendapatan per kapita di atas 10.000 dolar AS, sehingga standar-standar yang dilakukan OECD itu menjadi tolok ukur dalam program pembangunan yang dilakukan di Indonesia,” ucapnya.
Menko Airlangga meyakini hal ini juga menjadi upaya Indonesia bisa lolos dari jebakan negara middle income trap.
“Dengan begitu kita bisa lolos dari middle-income trap,” jelasnya.
Baca juga: Mobil Pabrikan China Banyak Masuk Indonesia, Menko Airlangga: Harganya Terjangkau
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan OECD bila proses keanggotaan tersebut mulus.
Di tingkat Asia, Indonesia menjadi negara ketiga yang bergabung.
Menurutnya, dampak keanggotaan OECD otomatis juga akan dirasakan oleh masyarakat.
Per 2022, Indonesia masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income country) dengan pendapatan per kapita 4,580 dolar AS.
Indonesia ditargetkan memiliki pendapatan per kapita hingga 5.500 dolar AS pada tahun depan.