Yosdian juga mengimbau masyarakat turut serta membantu mengawasi proses pendistribusian bantuan, sehingga dapat segera diambil tindakan apabila ada produk di luar standar mutu yang telah ditetapkan.
“Apabila kita mendapat laporan mengenai kualitas, langsung ditindaklanjuti untuk ditarik dan ganti,” tuturnya.
Ia juga menyinggung tentang daya tahan telur, di mana di setiap kemasan telah dicantumkan tanggal produksi sehingga bisa diukur masa kadaluarsanya.
"Kita juga pastikan tidak mendistribusikan telur yang kadaluarsa. Sesuai standar mutu kelayakan konsumsi ketahanan telur ayam bisa mencapai 4-5 minggu jika disimpan di dalam kulkas dan sekitar 3 minggu apabila disimpan di suhu ruangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Yosdian meyakinkan, masyarakat khususnya keluarga penerima bantuan stunting untuk tidak perlu khawatir mengonsumsi bantuan yang disalurkan.
“Prinsipnya ID FOOD, Berdikari, dan Pos Indonesia serta mitra vendor di lapangan berkomitmen penuh memastikan masyarakat mendapatkan bantuan pangan telur dan daging ayam yang berkualitas.
Terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung penyaluran bantuan ini baik dari Pemerintah Daerah, Satgas Pangan Polri, rekan-rekan media, dan masyarakat penerima bantuan yang telah berkolaborasi menjaga kualitas dan ketepatan pendistribusian,” pungkasnya.
Seperti diketahui penyaluran bantuan pangan untuk pencegahan stunting saat ini terus dilakukan pemerintah kepada 1,4 juta KRS di provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara.
Sampai dengan 9 Agustus 2023, bantuan pencegahan stunting berupa telur dan daging ayam telah terdistribusi dalam 3 batch dengan total penyaluran sebanyak 2,6 juta paket bantuan.