Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) tahun ini kembali menyelenggaraan program pemberdayaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang kuliner melalui kegiatan bertajuk Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag - Kekuatan untuk Menang.
Program ini menjangkau 650 UMKM kuliner terutama yang dikelola ibu-ibu rumah tangga anggota Dapur Ibu Bersama di sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mereka akan mendapatkan pelatihan umum berupa strategi pemasaran, keamanan pangan, dan kreasi resep. Mereka juga akan mendapatkan pelatihan mendalam secara berseri seperti strategi pemasaran, keamanan pangan, ragam kreasi menu dan food photography, serta penggunaan platform online untuk maksimalkan pemasaran produk.
Baca juga: Gabung SETC, Pelaku UMKM Produk Herbal Tembus Pasar Ekspor Jepang
Hingga akhir tahun 2023, program ini ditargetkan bisa menjangkau 1.000 UMKM perempuan bekerja sama dengan Komunitas Ibu Professional.
Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia mengatakan, pendaftaran peserta program ini dibuka mulai Agustus 2023, dilanjutkan dengan seleksi untuk peserta Dapur Ibu Bersama.
Kemudian dilanjutkan program edukasi serta kegiatan pendukung mulai bulan September hingga akhir tahun, yang diisi berupa pembukaan program webinar dan talkshow yang menghadirkan chef, komunitas Ibu Profesional, heroes dari program Kedai Kreatif tahun 2022.
Kegiatan ini juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dilanjutkan dengan berbagai serial webinar, kompetisi menu kreatif serta kelompok praktek kersama di masing–masing wilayah.
"Program ini menjadi wadah dan fasilitator bagi ibu-ibu pelaku UMKM di bidang kuliner untuk mengembangkan potensi usahanya dan menjadi ekosistem ruang tumbuh dan membangun kapasitas," sebut Andrew dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu, 19 Agustus 2023.
Dia menambahkan, UMKM memainkan peranan besar bagi perekonomian Indonesia. Sebanyak 64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan atau sekitar 37 juta UMKM dengan proyeksi pada 2025 nilainya akan mencapai 135 miliar dolar AS.
"Pada praktiknya, perempuan pelaku UMKM menghadapi banyak kendala, antara lain kendala dalam mengelola bisnisnya. Di sisi lain, minimnya inovasi menjadi salah satu penyebab UMKM berhenti di tengah jalan," sebutnya.
Karena itu perusahaannya berkomitmen untuk melakukan penguatan UMKM di Indonesia, khususnya UMKM perempuan agar tumbuh dan berkembang, menjadi usaha yang menguntungkan dan meningkatkan perekonomian keluarga.