Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, pasar saham menguat selama sepekan, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,52 persen.
Penguatan ini dikarenakan saham-saham sektor energi dan material dasar alami trend positif di tengah naiknya harga komoditas.
"Harga naik akibat gangguan distribusi di Kanal Panama dan permintaan yang meningkat di seluruh dunia," ujar dia melalui risetnya kepada Tribunnews, Minggu (27/8/2023).
Baca juga: Siang Ini Rupiah Menguat ke Rp 15.252 Per Dolar AS
Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terdepresiasi 0,07 persen melanjutkan trend negatif selama 7 pekan terakhir.
Meskipun demikian, depresiasi nilai tukar rupiah mulai menipis setelah adanya capital Inflow yang mulai terjadi di pasar saham dan obligasi.
"Hasil RDG Bank Indonesia yang menetapkan suku bunga dan membuat instrumen baru yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai alat intervensi menjadi katalis positif," kata Lanjar.
Dia menambahkan, selama sepakan, pasar obligasi terkoreksi tipis iringi terkoreksinya pasar obligasi Amerika, di mana imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun Indonesia naik 2,4 basis poin.
"Investor secara global menanti petunjuk baru mengenai masa depan tingkat suku bunga The Fed pada pidato Jerome Powell di Simposium Jackson Hole sembari mencerna beragam komentar pejabat The Fed yang cenderung menginginkan suku bunga tetap tinggi," pungkasnya.