Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA – Denmark mengumumkan kesepakatan untuk mendonasikan sekitar 22 juta dolar AS ke Amazon Fund Brasil demi memerangi deforestasi atau penggundulan hutan.
Kesepakatan itu diperoleh usai Menteri Kerja Sama Pembangunan dan Kebijakan Iklim Global Denmark, Dan Jorgensen bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Brazil, Marina Silva guna membahas perubahan iklim yang berdampak pada hutan, komunitas lokal dan masyarakat adat yang membutuhkan dukungan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan serta mendorong perdagangan produk hutan yang diproduksi secara berkelanjutan.
“Para menteri berjanji untuk meningkatkan upaya memulihkan hilangnya keanekaragaman hayati dan memerangi deforestasi, penggurunan, degradasi lahan dan kekeringan, serta memulihkan lahan terdegradasi,” kata pejabat Denmark.
Baca juga: Pengusaha Kelapa Sawit Keberatan UU Anti Deforestasi Uni Eropa: Bikin Sulit Urus Dokumennya
Jorgensen juga memuji upaya Brasil baru-baru ini dalam restorasi dan pengelolaan hutan berkelanjutan serta perjuangan efektif melawan deforestasi.
“Amazon Fund mempunyai peran penting sebagai mekanisme pembayaran hasil yang kuat dan transparan, dengan tata kelola yang solid, dalam mendukung upaya Brasil untuk mengakhiri deforestasi,” kata Jorgensen.
Sementara itu, Silva mengatakan usulan kontribusi pada Amazon Fund akan mendukung upaya pemerintah Brasil untuk mengakhiri deforestasi di Amazon pada 2030 dan berkontribusi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Meski demikian, sumbangan pemerintah Denmark untuk periode 2024 hingga 2026 harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari parlemen.
Sejarah Amazon Fund
Amazon Fund sendiri dibentuk pada 2008 untuk menggalang dana guna memerangi deforestasi dan mempromosikan pelestarian hutan hujan tropis terbesar di dunia, dengan Norwegia memberikan dana awal sebesar 1 miliar dolar AS.
Selain Norwegia, beberapa negara-negara Eropa seperti Jerman dan Inggris juga telah memberikan kontribusi terhadap dana tersebut.
Kemudian Amerika Serikat dikabarkan juga akan ikut ambil bagian dengan memberikan kontribusi sebesar 500 juta dolar AS selama lima tahun.