Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perikanan Indonesia (Perindo) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkuat jaringannya dengan menandatangani nota kesepahaman dengan enam perusahaan Tiongkok pada World Seafood Shanghai 2023.
Acara internasional yang berlangsung dari 23-25 Agustus 2023 di Shanghai New International Expo Centre ini, menjadi titik temu bagi 1.400 peserta dari 36 negara.
PT Perindo mencatat sejarah dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar Tiongkok, seperti Shanggang-Edi China Trading Co. Ltd. dan Shanghai Seafirst Co., Ltd. untuk perdagangan ikan.
Baca juga: Sinergi Cegah Ilegal Fishing, Kemenhub dan KemenKKP Kukuhkan 27 Syahbandar Perikanan
Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia, Fajar Widisasono, menyatakan optimisme terhadap kerja sama yang dilakukan dengan berbagai perusahaan perikanan raksasa asal Tiongkok.
Selain kesepakatan bisnis, PT Perikanan Indonesia juga mengejar kerja sama dalam pengembangan pelabuhan perikanan dan program penangkapan ikan terukur dengan berbagai perusahaan Tiongkok.
Zhejiang Ocean Fisheries Co., Ltd., misalnya, siap bekerja sama dengan 25 unit kapal baja mereka yang berukuran 150 GT. Mereka juga memiliki fasilitas pendaratan ikan di Manokwari, Papua Barat dengan luas area mencapai 3,5 hektar.
“Kami berharap lawatan ke Tiongkok dalam ajang WSS ini dapat segera ditindaklanjuti dengan kerja nyata yang membawa keuntungan bagi PT Perikanan Indonesia,” kata Fajar dikutip Jumat (1/9/2023).
PT Perindo tidak hanya memperkuat jaringannya di World Seafood Shanghai 2023, tetapi juga mendapat kesempatan emas untuk menjajaki potensi kerja sama dengan Freshippo bagian dari Alibaba Group.
Dengan 423 outlet ritel dan toko online terbesar di Tiongkok, Freshippo memperlihatkan potensi pasar yang besar bagi produk perikanan dari Indonesia.
PT Perindo didampingi oleh Ms Tang Xia, Purchase Director of Freshippo dan diberikan gambaran tentang permintaan masyarakat Tiongkok akan produk perikanan.
Dengan satu stock-keeping unit (SKU) ikan Salmon saja, FRESHIPPO mencatat omset sebesar Rp 2 triliun per bulan.
“Adanya pelarangan impor ikan dari Jepang ke Tiongkok memberikan peluang emas bagi Indonesia untuk mengekspor ikan. Harapannya agar PT Perikanan Indonesia dapat segera mengekspor yellowfin tuna (sashimi grade) untuk dipasarkan melalui jaringan retail dan online mereka. Ikan yellowfin tuna yang dibutuhkan oleh Freshippo harus sudah dalam bentuk slice (ready to eat), sehingga ini selaras dengan kebijakan perusahaan untuk mengekspor produk ikan yang bernilai tambah,” ungkap Fajar.
--