Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mendorong para pelaku bisnis retail untuk terus berinovasi agar mampu bertahan di era digital.
Diketahui, banyak pelaku usaha ritel yang kalah saing dengan pedagang di e-commerce maupun social commerce. Terutama retail-retail yang lokasinya di pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, peritel perlu menempatkan lokasi usahanya di keramaian dan dekat dengan mobilitas masyarakat seperti di stasiun.
Budi juga mendorong adanya kerjasama antara pengelola stasiun dengan pusat perbelanjaan atau mal agar pintu keluar di stasiun dapat terkoneksi langsung dengan mal seperti Blok M Plaza yang terintegrasi langsung dengan Stasiun MRT Blok M.
"Makanya, retail itu harus ada di tempat seperti di stasiun kereta api (yang ramai mobilitas). Jadi enggak lagi masanya orang disuruh ke mal," papar Budihardjo di Gedung Transport Hub Jakarta, Selasa (12/9/2023).
"Kemudian itu strateginya mal nya atau retail harus muncul di pintu-pintu MRT langsung. Strategi harus mendekati ke trafik manusia yang lagi dijalan," sambungnya.
Baca juga: Banyak Peritel Tumbang, Cotton On Kembali Buka Megastore di Jakarta
Budihardjo juga mendorong para pelaku bisnis retail tidak hanya berdagang secara konvensional, alias menjajakan barang di toko. Tapi juga berdagang di pasar online, baik itu e-commerce maupun social commerce.
Hippindo mengungkapkan, dampak penjualan online hingga kini belum terasa signifikan terhadap bisnis retail.
Baca juga: Peritel AEON Buka Outlet Baru di Tangerang Raya
"Saat ini di Hippindo melihat seperti retail restoran belum terdampak, malah jualan online juga. Jadi sebenarnya bisnis online itu ada positif dan negatifnya," papar Budihardjo.
"Tapi kalau toko baju ya karena belinya memang di online kan, di live shopping. Untuk itu perlu upaya toko itu harus bekerja sama dengan online, supaya selain punya toko bisa jualan di online," pungkasnya.