Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Mengatasi polusi udara menjadi kata kunci yang saat ini tengah dicari jalan keluarnya oleh berbagai pihak, termasuk di dalamnya para pengembang hunian atau perumahan.
Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pengelolaan pembangunan perumahan, PT Alam Sutera Realty Tbk, mengungkapkan Alam Sutera menjadi bagian yang akan berperan aktif dalam memperbaiki lingkungan di Jabodetabek, termasuk berupaya mengurangi polusi udara.
"Kita berbicara Alam Sutera harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga sustainability-nya akan berfungsi dengan baik," tutur Direktur Marketing PT Alam Sutera Realty Tbk Lilia Sukotjo, dalam diskusi 'Pentingnya Eco Green Living Concept Dalam Sebuah Kawasan Hunian Untuk Menghadapi Polusi Udara', di Tangerang, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Open House 1.000 Properti Serentak di 23 Kota Pecahkan Rekor MURI
Dengan konsep hunian dimana tiap cluster hanya berjarak 10-15 menit dan menyediakan pedestarian yang cukup luas dan nyaman, Alam Sutera menawarkan konsep hunian yang mengedepankan jangkauan berjalan kaki untuk beraktivitas.
Selain itu, berjalan kaki menjadi cara terampuh untuk menurunkan polusi udara, sekaligus mengurangi aktivitas penggunaan kendaraan.
"Kalau kita mau mengurangi polusi mulai dengan berjalan kaki, tetapi kondisinya harus sehat, ruangnya cukup kemudian juga aman. Aman bahwa kita tidak tersandung jatuh atau kita tidak tersandung kemudian masuk got tetapi juga aman dari kriminalitas. Semuanya itu harus dirangkum dalam suatu perencanaan yang baik. Jadi semua orang nantinya akan mau melaksanakan itu semua," jelasnya.
Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga, menyampaikan pengurangan polusi udara juga harus mengedepankan pembangunan moda transportasi terintegrasi dan dikelola oleh satu pengelola.
"Seluruh transportasi umum itu harus menyatu, misal dari Jakarta mau ke Cibubur maupun ke Bogor itu kalau di luar negeri, itu satu manajemen. Tetapi kita masih terpecah-pecah, oleh karena itu idealnya adalah kita memiliki seperti bus TransJakarta itu menjadi bus TransJabodetabek. Jadi lebih mudah untuk lintas wilayah," ucap Nirwono.
Baca juga: Permintaan Properti Membaik, Pengembang Tawarkan Kemudahan untuk Calon Konsumen
Kemudian, seluruh moda transportasi harusnya terintegrasi dengan moda lainnya, misal dari sebuah pemukiman untuk mencapai LRT sudah ada transportasi yang bisa mengantarkan ke lokasi hanya dengan satu akses tiket.
"Harusnya itu ada hanya satu tiket, seperti di luar negeri naik bus, naik kereta, naik LRT semuanya jadi satu. Itu hanya bisa dilakukan dengan satu manajemen untuk mengelola seluruh transportasi," terangnya.
Selanjutnya, tata ruang kota juga harus terintegrasi dengan sistem transportasi publik, justru bukan ke akses jalan seperti tol.
"Harusnya lebih terintegrasi dengan sistem transportasi, bukan jalan. Itulah kenapa banyak pemukiman-pemukiman tumbuh di sekitar jalan tol bukan transportasi publik sebagai tulang punggung," sebut Nirwono.