Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menilai operasi pasar untuk menstabilkan hargas beras yang tengah meroket, telat dilakukan.
Adapun operasi pasar ini dilakukan oleh Badan Pangan Nasional melalui Perum Bulog dengan menggelontorkan beras melalui Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Telat. (Operasi pasar) baru kemarin setelah diomongkan sama Pak Jokowi. Waktu itu Pak Jokowi bilang segera gelontorkan ke PIBC, berapapun permintaan Cipinang harus dipenuhi," kata Yeka dalam konferensi pers di kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Dinilai Tak Efektif Stabilkan Harga, Ombudsman RI Minta Bapanas Cabut HET Beras
Ia lalu mempertanyakan kenapa operasi pasar harus diguyur terlebih dahulu melalui PIBC dengan harga Rp10.385 per kilogram (kg).
Menurut dia, jika Bulog mengguyur dulu ke PIBC, ada kemungkinan beras tidak langsung terserap.
Terlebih, beras yang nantinya sampai ke konsumen juga bukan Rp10.385 per kg, melainkan Rp10.900 per kg. Jadi, ada selisih harga.
"Ini kondisi kita sedang kritis, tapi cara kita dalam mengantisipasi itu masih prosedural," ujar Yeka.
Ia pun menyarankan agar Bapanas mendorong Bulog bisa melakukan operasi pasar yang langsung menyasar ke konsumen.
"Jangan melalui pasar (PIB Cipinang). Tidak enak loh kasihan itu pasar diintervensi. Mendingan ke konsumen saja," kata Yeka.
Yeka berujar, saat ini harga beras premium berdasarkan data Bapanas mencapai Rp 14.270, sedangkan Data SP2KP Kemendag sebesar Rp 14.555.
Terjadi kenaikan harga sekitar 14,34-15,26 persen berdasarkan perbandingan harga antara bulan September 2022 dengan September 2023.
Sedangkan harga beras medium, berdasarkan data Bapanas saat ini mencapai Rp 12.620, sedangkan data SP2KP Kemendag sebesar Rp 12.740.
Baca juga: Berkaca dari Kasus Minyak Goreng, Ombudsman Ingatkan Pemerintah Serius Tangani Kenaikan Harga Beras
Terjadi kenaikan harga beras medium sekitar 15,25-20,15 persen, berdasarkan perbandingan harga antara bulan September 2022 dengan September 2023.
Diberitakan sebelumnya, 2.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah digelontorkan ke gudang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Hari ini kita pastikan beras SPHP dari Perum Bulog 500 ton masuk ke Gudang Food Station, kemudian 1.500 ton sampai sore ini juga akan masuk ke Gudang Food Station, jadi hari ini akan terdistribusikan hingga 2.000 ton," kata Arief dalam keterangan tertulis, Minggu (17/9/2023).
Arief mengutarakan adanya potensi penurunan harga beras di PIBC usai penggelontoran beras SPHP hari ini.
Hal itu karena harga beras yang dijual di PIBC tidak lebih Rp 10.385 per kilogram.
Baca juga: Minta Pemerintah Kendalikan Harga Beras, Ombudsman: Bisa Ganggu Stabilitas Jelang Pemilu
"Dengan ini, hari ini atau besok sudah mulai keliatan penurunan harga beras di Cipinang," ujar Arief.
Sebagai infromasi, penggelontoran beras ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dilepas dalam berbagai program guna dapat membanjiri pasar.
CBP telah digelontorkan antara lain melalui penyaluran bantuan pangan beras, gerakan pangan murah, dan beras SPHP yang sudah digencarkan melalui PIBC.
"Apalagi PIBC merupakan barometer pasar beras nasional. Untuk itu, mari kita saling berkolaborasi dan bahu membahu," tutur Arief.
Sebelumnya pada 13 September 2023, pemerintah juga menyalurkan beras SPHP ke PIBC.
Pada tahap awal tersebut, Bulog mengirimkan total 4.500 ton ke PIBC dengan rincian 1.500 ton ke 50 pedagang terverifikasi dan sebanyak 3.000 ton dikirim ke gudang Food Station di PIBC.
"Kita meyakini dengan adanya mekanisme penyaluran seperti ini akan mempengaruhi harga beras, terutama beras jenis medium," ujar Arief.
Pedagang tingkat eceran dan pasar turunan bisa memperoleh beras dengan harga paling tinggi Rp10.385 per Kg.
Sedangkan masyarakat bisa mendapatkan beras SPHP di harga eceran tertinggi sebesar Rp10.900 per Kg.