News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pusat Perbelanjaan Tidak Takut Online Shop Asal 'Medan Perang' Disamaratakan

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung berada di pusat perbelanjaan AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan tidak takut bersaing dengan online shop atau e-commerce asalkan 'medan perang' yang diatur oleh pemerintah disamaratakan.

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja meminta pemerintah untuk tidak 'menganakemaskan' online shop.

Saat ini, ucap dia, perlakuan antara online shop dan offline shop memiliki sejumlah perbedaan.

Baca juga: Hippindo Prediksi Lima Pusat Perbelanjaan di Jakarta Banjir Pengunjung Selama KTT ASEAN 2023

"Sekarang ini perlakuan tidak sama. Contoh offline buka toko di mal, kena pajak PBB, reklame, PPN segala macam. Online gimana? Kami mal dan pedagang retailer tidak takut online asal medan perang sama," ujar Alphonzus kepasa Tribunnews di Jakarta, Senin (2/10/2023).

'Medan Perang' yang dimaksud Alphonzus, di antaranya aturan-aturan yang diterapkan hingga pajak-pajak yang dikenakan kepada offline shop dan online shop memiliki perbedaan.

Ia mencontohkan kasus Pasar Tanah Abang yang sempat disebut 'mati suri'. Hal ini, menurut Alphonzus, disebabkan oleh kalah bersaing harga.

"Bagaimana bersaing padahal yang dicari di Pasar Tanah Abang harga murah. Ini yang harus dibenahi pemerintah. Yang harus diatur pemerintah perlakuannya sama.

Memperlakukan online ketat atau sebaliknya offline dibikin longgar juga. Sekarang medan perang beda. Kami tidak takut sama online asal medan perang sama," katanya.

Baca juga: Sejak PPKM Dicabut, Okupansi Ritel Pusat Perbelanjaan Tumbuh Signifikan

Pasar Tanah Abang sempat mengalami sepi pengunjung. Alphonzus mengatakan, kini Pedagang-Pedagang Pasar Tanah Abang harus bersaing dengan seluruh dunia, menawarkan barang-barang yang jauh lebih murah kepada konsumen-konsumen Tanah Abang.

"Karena sekarang pembeli di Aceh cukup diam di Aceh karena adanya online shop. Dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, dia sudah dapat tawaran yang harganya jauh lebih murah lewat online," imbuh Alphonzus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini