Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Bukalapak.com Tbk mencatatkan pendapatan senilai Rp 1,175 triliun pada kuartal II 2023, naik 30 persen dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp 903 miliar.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo pada paparan publik hari ini menyampaikan, kuartal kedua tahun 2023 merupakan kuartal yang baik bagi Bukalapak sebagaimana terjadi pada kuartal I 2023.
Bisnis marketplace maupun online-to-offline (o2o) terus memberikan hasil yang baik dari seluruh aplikasi dan platform.
"Kami semakin yakin dalam mewujudkan misi jangka panjang kami meraih keuntungan pada kuartal keempat tahun 2023 setelah mencatat peningkatan adjusted EBITDA selama 6 kuartal berturut-turut," tutur Teddy di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Teddy berujar, pihaknya sangat puas atas hasil kinerja saat ini karena dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan menuju profitabilitas di semua segmen sambil tetap menjaga kondisi keuangan yang kuat.
"Kami tetap yakin untuk tetap mengacu pada proyeksi kami dalam mencapai keuntungan pada akhir tahun dengan basis adjusted EBITDA," tambahnya.
Pendapatan e-commerce itu juga tercatat meningkat menjadi Rp 1,17 triliun pada kuartal II 2023 atau tumbuh sebesar 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year.
"Kami semakin yakin dalam mewujudkan misi jangka panjang kami meraih keuntungan pada kuartal keempat tahun 2023 setelah mencatat peningkatan adjusted EBITDA selama 6 kuartal berturut-turut," ujar Teddy.
Beban Umum dan Administrasi (G&A) di kuartal II-2023 sebesar Rp 265 miliar, turun 27 persen dari tahun sebelumnya. Untuk kas/setara kas dan investasi lancar mencapai Rp 19,8 triliun per 30 Juni 2023.
EBITDA Bukalapak mencapai Rp 125 miliar pada kuartal II tahun 2023, meningkat 65 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Semester I 2023, Bukalapak Kembali Mencatat Rugi, Apa Penyebabnya?
Angka itu meningkat sebesar 30 persen dari proyeksi awal yang diberikan bersamaan dengan hasil kinerja keuangan 2022 dan kuartal I 2023, di mana diproyeksikan adjusted EBITDA loss sebesar Rp 150 miliar hingga Rp 175 miliar untuk kuartal kedua.
Bukalapak juga meningkatkan take rate sebesar 28 basis poin menjadi 2,67 persen di tengah tahun pertama dari 2,39 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya dengan didorong oleh kemajuan dalam penyediaan dan efisiensi rantai pasokan.
Director Strategy, Corp Comms and IR Bukalapak, Carl Reading mengatakan salah satu integrasi yang dilakukan Bukalapak dengan Allo Bank masih berjalan baik. Integrasi ini dengan penjualan Allo Fresh.
Baca juga: Bukalapak Akuisisi Startup iPrice demi Kuasai Bisnis E-Commerce Asia
Bukalapak juga membukukan pendapatan marketplace tumbuh 74 persen year-over-year (yoy) menjadi Rp 684 miliar.
Take rate keseluruhan telah meningkat sebesar 28 basis poin menjadi 2,67 persen di tengah pertama tahun ini dari 2,39 persen pada periode yang sama tahun lalu yang didorong oleh kemajuan dalam penyediaan dan efisiensi rantai pasokan.
Margin kontribusi keseluruhan yang dihitung sebagai pendapatan dikurangi beban pokok pendapatan dan beban penjualan dan pemasaran mengalami peningkatan sebesar 622 persen YoY karena biaya penjualan dan pemasaran sebagai persentase TPV menurun menjadi 0,42 persen dari 0,75 persen.
Rasio yang lebih rendah tersebut mendorong margin kontribusi tumbuh menjadi Rp 124 miliar pada kuartal kedua dari kerugian Rp 24 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak 70 persen dari TPV perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 di Indonesia.