TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Kartu Prakerja tampil sebagai bahasan dalam salah satu acara side event yang digelar pada Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF yang berlangsung dari 9 Oktober hingga 15 Oktober 2023 di Marrakesh, Maroko.
Prakerja memanfaatkan kesempatan ini untuk memaparkan kisah sukses programnya di Indonesia, dan menerima sambutan positif dari para pembicara dan peserta yang hadir.
Pertemuan yang bertajuk Annual Meeting World Bank Group (WBG) and the International Monetary Fund (IMF) 2023 ini adalah sebuah forum tingkat tinggi yang dihadiri oleh para menteri keuangan, gubernur bank sentral berbagai negara, eksekutif swasta, organisasi masyarakat sipil, dan para akademisi untuk membahas berbagai isu terkait ekonomi global, kebijakan pengentasan kemiskinan, pembangunan, dan efektivitas bantuan.
Baca juga: Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 62, Pastikan Memiliki Akun pada www.prakerja.go.id
Kehadiran Prakerja memberikan gambaran penting tentang dampak program ini dalam pengentasan kemiskinan dan inklusi ekonomi.
Dalam acara yang berjudul "Safety Trampoline: Evidence from Indonesia’s Prakerja Program" yang digelar pada 11 Oktober 2023, Prakerja menguraikan perjalanan program ini sejak awal munculnya pandemi Covid-19 tiga tahun lalu.
Meskipun menghadapi tantangan awal dan kritik, Prakerja tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan dan peluang pembelajaran kepada masyarakat Indonesia, yang akhirnya berdampak positif secara luas.
Salah satu prestasi utama yang diungkapkan dalam acara tersebut adalah peningkatan kepemilikan e-wallet lebih dari 50 persen berkat Prakerja yang mencerminkan kesuksesan ekspansi inklusi digital dan keuangan.
"Perluasan dalam inklusi digital dan keuangan ini benar-benar sangat luar biasa,” kata Amir Hamza Jilani, Ekonom Sektor Sosial dari Kantor Sektor Pembangunan Manusia dan Sosial Bank Pembangunan Asia (ADB) di Maroko.
Amir bahkan melanjutkan bahwa ia takjub melihat hasil survei yang menyebutkan mayoritas peserta Prakerja menyatakan kepuasannya atas program tersebut.
“Menurut saya, tanpa kolaborasi multipihak, sangat sulit menciptakan ekosistem pelatihan yang bisa berdampak (seperti Prakerja),” kata pria berkebangsaan Pakistan itu.
Senada dengan Amir, Direktur Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen juga menyatakan hal serupa.
“Prakerja layak untuk ditampilkan dan jadi bahan diskusi. Program ini telah membuktikan berbagai inovasi melalui skilling, reskilling, dan upskilling, maka layak menjadi pelajaran yang dapat ditiru negara lain,” kata Satu.
Satu juga menyoroti inovasi Prakerja dalam memberikan opsi pendanaan pembayaran dalam bentuk uang elektronik. Langkah ini dianggap sebagai tonggak besar untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan fleksibilitas serta keterbukaan dalam hal penyedia layanan pembayaran.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang berpartisipasi secara daring dalam acara tersebut, memberikan sambutan yang mempertegas peran Prakerja dalam melindungi dan mendorong masyarakat di masa yang luar biasa.
"Jika sebelumnya kita mengenal safety net, Prakerja menjadi safety trampoline: it protects and promotes people di masa extraordinary," ujar Airlangga.
Keandalan Prakerja turut mendapat pengakuan dari Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. “Prakerja telah menunjukkan banyak sekali kreativitas dan inovasi,” ucapnya.
Menurut Febrio, Prakerja dengan berbagai inovasinya terus mengikuti tren global. termasuk ketika dunia semakin gencar menuju kepada konsep ekonomi hijau.
Beragamnya pelatihan yang disediakan Prakerja diharapkan mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia di sektor industri dalam tatanan ekonomi hijau tersebut, setidaknya untuk 10-20 tahun mendatang.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menambahkan bahwa program ini sejatinya tidak dirancang untuk penanganan semasa pandemi Covid-19 karena Prakerja direncanakan setahun sebelum pandemi.
Lebih jauh, Prakerja sejatinya adalah untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah. “Prakerja adalah program yang diinisiasi Presiden Joko Widodo,” kata Denni.
Tahun 2023 menjadi momentum penting bagi Prakerja, karena program ini memasuki Skema Normal yang menyediakan pelatihan tatap muka, yang sebelumnya dilaksanakan secara daring atau online selama masa pandemi.
Dengan fokus kembali pada memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan (skilling, reskilling, dan upskilling), Prakerja terus berperan sebagai alat penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan mengurangi kemiskinan.