News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Janet Yellen: Terlalu Dini untuk Berspekulasi Terkait Dampak Ekonomi dari Perang Hamas-Israel

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan AS Janet Yellen

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memberikan pandangannya terkait dampak ekonomi yang bisa ditimbulkan dari konflik yang terjadi antara Hamas-Israel.

Menurut Yellen, masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai dampak ekonomi dari konflik Israel-Palestina, dan dampaknya akan bergantung pada apakah konflik tersebut menyebar ke wilayah yang lebih luas.

“Kami sedang melihat potensi dampak ekonomi dari perang tersebut. Masih terlalu dini untuk berspekulasi apakah akan ada konsekuensi yang signifikan atau tidak,” kata Yellen dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Senin (16/10/2023).

Baca juga: Utang Global Membengkak, Bos IMF: Dunia Terancam Krisis Ekonomi

"Saya pikir hal ini penting tergantung pada apakah perang meluas ke luar Israel dan Gaza, dan ini tentu saja merupakan hasil yang ingin kita hindari,” sambungnya.

Ketika ditanya apakah AS akan memberikan dukungan untuk Israel dalam perang dengan Hamas, Yellen mengatakan pihaknya akan tetap teguh memberikan bantuan untuk Israel.

"Saya pikir jawabannya adalah mutlak. Amerika pasti mampu untuk berdiri bersama Israel dan mendukung kebutuhan militer Israel. Di sisi lain kami juga harus mendukung Ukraina melawan pasukan Rusia,” jelasnya.

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2024 dari perkiraan 3 persen pada tahun ini.

Perlambatan itu terjadi pada saat dunia belum sepenuhnya pulih dari resesi akibat pandemi Covid-19 dan saat ini dunia sedang menghadapi dampak dari konflik Timur Tengah, khususnya terhadap harga minyak.

“Ekonomi global sedang tertatih-tatih, bukannya berlari kencang,” kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF.

Gourinchas lebih lanjut mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak perang yang telah berlangsung selama berhari-hari antara Israel dan Hamas terhadap pertumbuhan ekonomi global.

“Kita telah melihatnya dalam krisis-krisis dan konflik-konflik sebelumnya. Dan tentu saja, hal ini mencerminkan potensi risiko gangguan baik pada produksi maupun transportasi minyak di kawasan,” katanya.

IMF juga memperkirakan inflasi harga konsumen global akan turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 6,9 persen di tahun ini dan 5,8 persen pada 2024.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini