News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Akan Turunkan Tarif Batas Atas Pesawat, Operator Malah Minta Dihapus

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi menyatakan bakal merelaksasi aturan Tarif Batas Atas pesawat (TBA) agar tarifnya lebih murah.

"Kami tentu berkonsultasi dan mengantisipasi bagaimana keputusan ini bisa memperkuat industri penerbangan, sehingga bisa menambah jumlah pesawat," kata Sandiaga.

Asosiasi Minta Diserahkan ke Mekanisme Pasar

Berbeda dengan pemerintah, operator yang tergabung dengan Asosiasi Angkutan Udara Indonesia atau Indonesia National Air Carrier Association (INACA) justru meminta TBA pesawat ditiadakan.

Permintaan tersebut mengingat harga bahan bakar pesawat yaitu avtur yang mahal, serta dampak dari melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar.

"Hasil rekomendasi dari anggota, INACA berharap bahwa mengenai tarif batas atas ini agar bisa dikaji sehingga menjadi fleksibilitas bagi operator untuk menyesuaikan tarifnya mengingat tingginya biaya operasional maskapai," kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja kepada wartawan, dikutip Jumat (3/11/2023).

Denon mengatakan bahwa penerapan tarif pesawat itu sedianya diserahkan pada mekanisme pasar. Pasalnya dia juga melihat dinamika transportasi udara terhadap dua faktor tersebut yang tidak bisa dikendalikan oleh operator.

"Dan ini mungkin menjadi salah satu usulan dari kita tadi bahwa kalau bisa tarif batas atas ini ditiadakan sehingga menyerahkan pada mekanisme pasar," ujarnya.

Hal serupa disampaikan Presiden dan CEO Citilink Dewa Rai yang mendukung TBA pesawat ini sedianya diserahkan pada mekanisme pasar. Namun, dia juga meminta regulator untuk merefleksikan Tarif Batas Bawah (TBB) yang perlu diatur.

"Kami sih mengharapkan itu artinya mekanisme pasar tidak berarti kita akan menaikkan harga tiket itu semena-mena. Artinya tetap saja namanya mekanisme pasar tetap harus ada supply-demand," ujar Dewa.

"Kalau supply nya berlebih tentunya kita akan menyesuaikan harganya karena kita begitu supply itu berlebih pasti harga akan bersaing asal memang TBB nya emang tetap harus di atur," imbuhnya.

Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya tidak menyetujui aturan TBA pesawat lantaran adanya disparitas harga tiket.

"Saya sangat setuju bahwa kemudian regulator menerapkan lebih ketat lagi regulasi mengenai hak-hak konsumen. Sangat setuju. Tapi saya enggak terlalu setuju bahwa komersil juga di regulasi kan artinya semua beban kita dibebankan tapi enggak boleh jual di harga tertentu," kata Irfan.

Kata dia, peniadaan TBA dan menyerahkan pada mekanisme pasar itu justru menciptakan pilihan bagi masyarakat untuk menggunakan transportasi.

Di sisi lain, Irfan mengaku bahwa bisnis di dunia penerbangan ini memang dinilai mahal. Apalagi biaya avtur yang mahal hingga harga sewa pesawat.

"Tapi biarkan pasar yang memilih yang penting buat kita bahwa publik masyarakat dapat pilihan. Pilihan itu antara maskapai, kalau naik pesawat mahal ya naik kereta," jelasnya.

Tanggapan Pengamat

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini