Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, memandang program Bantuan Langsung Tunai (BLT) hanyalah solusi jangka pendek dalam meraih kesejahteraan.
Menurut dia, jangka panjang dalam mencapai kesejahteraan adalah inclusion to market atau pasar yang lebih inklusif.
Awalnya, Anies menjelaskan bahwa pada prinsipnya, pihaknya melihat perekonomian itu menjadi tempat di mana sumber daya masuk.
Baca juga: 5 Bansos Cair November 2023, Ada BLT El Nino dan PKH, Cek Besarannya
Ada yang bawa tenaga, ada yang bawa modal, ada yang bawa tanah, bawa teknologi, dan itu ada di dalam mekanisme pasar.
Anies mengatakan, semua ada porsinya. Bagi yang tidak mendapatkannya baru kemudian dengan pajak, dilakukan redistribusi lewat BLT dan lain-lain.
"Menurut kami ke depan, kita harus sebisa mungkin menyelesaikan persoalan welfare (kesejahteraan) itu dengan market mechanism atau mekanisme pasar, bukan semata-mata dengan redistribusi," kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
"Jangka pendek kita melakukan redistribusi dengan syarat ambil itu pajaknya, dari pajaknya diberikan dalam bentuk subsidi-subsidi kepada mereka," lanjutnya
Anies menegaskan kembali bahwa BLT sesungguhnya adalah solusi jangka pendek. Jangka panjangnya adalah inklusi pasar.
"Long term solution-nya adalah inclusion to market," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Pemerintah Akan Kucurkan BLT Sebesar Rp200 Ribu Per Bulan
Melalui inklusi pasar, maka tenaga kerjanya meluas. Mereka yang asalnya hidup dari bantuan, bisa menjadi hidup dari pendapatan.
Jangka pendek berupa BLT itu akan tetap diteruskan dulu, kemudian perlahan akan dikurangi porsinya.
"Jadi, BLT atau program jaminan sosial hari ini yang short term solutions masih diteruskan sambil kuenya diperbesar, lalu inclusion itu dilakukan, sehingga makin sedikit yang harus mendapatkan redistributif," ujar Anies.