TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha ritel memberikan respon terhadap seruan untuk tidak membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel.
Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budiarjo Iduansjah mengatakan, penjualan ritel biasanya sangat berpengaruh dari berbagai sumber termasuk sosial media.
Baca juga: Alasan MUI Keluarkan Fatwa Boikot Produk Israel : Haram Dukung Tindakan Penghilangan Jiwa
Ia menyebutkan bahwa produk ritel mudah terpengaruh dengan seruan-seruan dan informasi negatif.
"Dampak langsung pada bisnis ritel terjadi bila ada seruan negatif terhadap suatu produk," kata saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/11/2023).
"Prinsipnya apapun yang membuat tidak lancarnya sebuah penjualan mungkin saja ada pengaruh ke sektor-sektor yang barangnya terkena imbauan dari sumber darimana-mana dari media soial itu," ujarnya.
Budiarjo mengatakan, para pebisnis ritel selalu bekerja sesuai arahan pemerintah.
Ia mengatakan, apabila ada larangan dari pemerintah untuk menjual produk pro Israel, para peritel pasti akan mematuhinya.
"Jadi kami tidak mempunyai kebijakan di atas pemerintah, misalnya melarang anggota itu (menjual produk) enggak. Selama itu misalkan ada surat edaran pemerintah tentang ini (larangan jual produk pro Israel) kita akan turutin itu, selama ini belum ada dan kami tetap berjalan seperti biasa," ujarnya.
Dikutip dari Kompas TV, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, fatwa haram mengenai membeli produk dari pendukung agresi Israel merupakan komitmen mendukung kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Soal Boikot Produk Terafiliasi dengan Israel, Mendag Zulhas: Terserah Masyarakat
Saat ini rakyat Palestina, khususnya di Gaza, sedang berjuang di tengah gempuran Israel yang membombardir wilayahnya sejak Sabtu (7/10/2023).
"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," ujar Niam.
Lewat Komite Nasional BDS Palestina (BNC), organisasi ini berfokus pada perusahaan-perusahaan yang memainkan peran jelas dan langsung dalam kejahataan Israel.
Lalu, produk dan merek apa saja yang mendukung Israel menurut BNC?
Daftar Produk Prioritas yang Diboikot BNC
1. HP
Hewlett Packard (HP) menyediakan perangkat keras komputer untuk tentara Israel dan memelihara pusat data melalui server mereka.
HP juga menyediakan server Itanium untuk mengoperasikan Sistem Aviv, database komputerisasi Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel.
Sistem tersebut dibuat untuk segregasi rasial dan apartheid (pemisahan ras) di Israel.
HP diketahui juga membantu menjalankan sistem ID biometrik yang digunakan Israel untuk membatasi pergerakan warga Palestina.
2. Siemens
Siemens terlibat dalam pemukiman ilegal Israel melalui rencana pembangunan EuroAsia Interconnector.
Teknologi itu akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan jaringan listrik Eropa.
Teknologi tersebut memungkinkan pemukiman ilegal di tanah Palestina yang dicuri, digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan listrik Israel-Uni Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.
3. AXA
AXA berinvestasi di bank-bank Israel, yang membiayai pencurian tanah dan sumber daya alam Palestina.
Per Mei 2021, AXA masih menjadi pemegang saham dua bank, yaitu Bank Leumi (5 juta dolar AS) dan Israel Discount Bank (1,2 juta dolar AS).
Perusahaan asuransi multinasional Prancis ini juga sempat berinvestasi pada Elbit Systems, produsen senjata terkemuka di Israel yang memfasilitasi kejahatan perang Zionis terhadap warga Palestina.
Namun, di tahun 2018, AXA menjual saham mereka di Elbit Systems.
4. Puma
Puma merupakan sponsor utama Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA), yang mencakup tim-tim pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang didduduki.
Selain itu, pemegang lisensi eksklusif Puma saat ini dan sebelumnya di Israel, beroperasi di pemukiman ilegal Israel.
Sponsor Puma terhadap IFA membantu menjaga keterlibatan langsungnya dalam pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.
Hal ini memungkinkan rezim pemukiman Israel terus berlanjut dan berkembang.
Puma sendiri telah menghadapi kritik atas 'niat baiknya' pada Israel.
Tetapi, saat itu Puma menanggapi kampanye tersebut dengan mengklaim "pengabdian terhadap kesetaraan universal".
5. SodaStream
SodaStream secara aktif terlibat dalam kebijakan Israel yang menggusur warga asli Badui-Palestina Israel di Naqab (Negev).
Perusahaan sparkling water ini memiliki sejarah panjang penganiayaan dan diskriminasi terhadap pekerja Palestina.
6. Ahava
Lokasi produksi, pusat pengunjung, dan toko utama Ahava berada di pemukiman ilegal Israel.
7. Sabra
Sabra hummus adalah perusahaan patungan antara PepsiCo dan Strauss Grup, sebuah perusahaan makanan Israel yang memberikan dukungan finansial terhadap tentara Zionis.
8. Buah dan sayuran Israel
Buah-buahan, sayur-sayuran, dan anggur dari Israel sering kali diberi label sebagai "Produk dari Israel".
Padahal, buah, sayur, dan anggur itu berasal dari tanah Palestina yang dicuri.
9. Carrefour
Carrefour adalah penggerak genosida.
Carrefour-Israel telah mendukung tentara Zionis yang mengambil bagian dalam genosida terhadap warga Palestina di Gaza, dengan memberikan hadiah berupa paket pribadi.
Pada 2022, mereka menjalin kemitraan dengan perusahaan Israel, Electra Consumer Products, dan anak perusahaannya, Yenot Bitan.
Kedua perusahaan itu terlibat dalam pelanggaran berat terhadap warga Palestina. (Kompas.com/Tribunnews.com)