Di samping itu, Bulog juga melakukan berbagai upaya guna mempercepat realisasi pembongkaran beras impor ini yang salah satunya dengan membuka destinasi tambahan pelabuhan penerima baru.
“Untuk percepatan realisasi impor beras ini kita langsung tujukan kepada 28 pelabuhan penerima di seluruh Indonesia. Tadinya hanya 17 pelabuhan namun dalam rangka percepatan kita tambah 11 pelabuhan lagi jadi total ada 28 pelabuhan penerima” ucap Buwas.
RI Dilanda Gorila El Nino
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, El Nino yang tengah melanda Indonesia bukan lagi El Nino biasa.
Ia menyebut, fenomena iklim yang menyebabkan kemarau panjang ini telah memasuki El Nino Gorila, bukan lagi super.
"Ini El Nino bukan lagi El Nino biasa. Bukan lagi super, tapi sudah masuk Gorila El Nino. Ini terbesar. Ini ke depan sampai Februari (tahun depan, red)," kata Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/11/2023).
Fenomena El Nino, kata dia, mengakibatkan produksi beras Indonesia pada periode 2022-2023 mengalami penurunan.
"Dari sebelumnya 31 juta ton, diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023," ujar Amran.
Solusi terbaik menurut Amran saat ini adalah bekerja sama meningkatkan produksi beras.
"Solusi terbaik sekarang adalah kita gandengan tangan, tingkatkan produksi. Tidak ada jalan lain," ujar Amran.
"Ada 22 negara itu sudah membatasi (ekspor beras). Termasuk India sudah katakan kita bisa impor, tapi sampai hari ini belum ada kepastian," lanjutnya.
Amran pun mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 untuk Kementerian Pertanian sebesar Rp5,8 triliun, yang salah satunya untuk meningkatkan produksi.
Usulan ini telah disetujui oleh pihak Komisi IV DPR RI. Detailnya, ABT sebanyak Rp 5.827.860.770.000 disetujui para legislator.
"Terkait usulan ABT tahun anggaran 2023 sebesar 5,8 triliun akan digunakan untuk percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih, alsintan, pupuk, dan pestisida, optimalisasi lahan rawa, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis," ujar Amran.
Melalui program akselerasi, data yang Amran tunjukkan menyebutkan produksi beras bisa meningkat menjadi 32 juta ton pada 2024.
Kemudian, pada 2025 produksi beras bisa mencapai 34 juta ton, menyamai angka pada 2018 silam.