Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, Bank BJB ingin menjadi bank transaksi untuk kereta cepat Whoosh.
Menurutnya, Bank BJB mampu menjalin kerja sama dengan kereta cepat lantaran memiliki pengalaman kerja sama dengan BUMN.
"Kami memang ingin jadi bank transaksi. Ke depan kami bekerja sama terutama BUMN korporat seperti Bulog, RNI, Telkomsel dan sebagainya itu, jadi partner bisnis kita," kata Yuddy dikutip dari Kompas.com.
Yuddy mengakui, menjadi bank transaksi kereta cepat tidak mudah, karena keuangan kereta cepat dikelola oleh bank China.
"Whoosh ini agak kompleks, Whoosh ini uangnya dikuasai oleh bank China ya, ICBC kalau enggak salah, jadi uangnya sepenuh kontrol ICBC tapi transaksional banking bisa kita (Bank bjb) lakukan," ujarnya.
Baca juga: Kereta Cepat Whoosh Tembus 21 Ribu Penumpang dalam Sehari
Meski tidak mudah, Yuddy menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak kereta cepat Whoosh.
Menurut dia, kereta cepat juga berminat bekerja sama dengan Bank BJB.
"Kami sudah ketemu, bahkan sebenarnya mereka (Whoosh) membuka wacana, tapi prosedurnya memang mohon maaf agak panjang, ujungnya bisa disetujui atau bisa enggak dengan mereka," ucap dia.
KCIC Bantah
Manajemen KCIC membantah tuduhan transaksi keuangan kereta cepat Whoosh dikuasai Bank China.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, transaksi keuangan Kereta Cepat Whoosh dilakukan di Indonesia menggunakan bank dalam negeri.
"KCIC menegaskan bahwa transaksi keuangan terkait berbagai aktifitas di manajemen Kereta Cepat dilakukan di Indonesia serta telah berkolaborasi dengan Bank dalam Negeri," kata Eva.
Ia menyebut, China Development Bank (CDB) merupakan kreditor yang mendanai proyek Kereta Cepat Whoosh.
Pasalnya, Whoosh ini merupakan Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara hasil kolaborasi antara dua negara yaitu Indonesia dan Tiongkok.
Sedangkan pada prosesnya, KCIC dan CDB bekerja sama dengan beberapa bank yang beroperasi penuh di Indonesia di bawah pengawasan Bank Indonesia dan OJK dan memiliki jaringan internasional, salah satunya BNI.