Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara mengatakan, setiap tahun politik, investasi selalu mengalami perlambatan.
Meskipun tumbuh positif, namun, investasi tahun depan diprediksi melandai hanya di angka 3 persen.
Hal ini dipengaruhi salah satunya karena investor yang masih wait and see, namun demikian ada juga investor yang tetap berinvestasi walau pemilu masih berlangsung khususnya untuk sektor makanan dan minuman, serta sektor otomotif karena peluang konsumsi domestik yang besar.
Baca juga: Uni Eropa Ingin Kembangkan Investasi Industri Manufaktur dan Logam di Indonesia
"Namun tantangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah bagaimana cara menjaga konsumsi rumah tangga dalam mendukung stabilitas ekonomi. Diperkirakan efek Pemilu sendiri hanya mempengaruhi 0,3-0,4 persen dari PDB," kata Bhima saat talkshow Economic Outlook 2024 bertemakan Potensi Tahun Politik dan Tantangan Ekonomi Global di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Bhima mengatakan secara umum, kinerja ekspor dan investasi Indonesia akan dipengaruhi oleh permintaan China hingga situasi politik Amerika yang akan melakukan pemilu tahun depan.
Kecenderungan yang sering terjadi sebelum pemilu di AS berlangsung adalah banyak dana asing di berbagai negara berkembang yang ditarik untuk diinvestasikan kembali ke pasar saham AS, termasuk Indonesia.
Baca juga: Masuk Tahun Pemilu, Bagaimana Prospek Investasi di Pasar Saham? Ini Gambarannya
Maka dari itu, perlu dukungan dari pemerintah untuk terus menguatkan perekonomian domestik yang banyak ditumpu oleh para pelaku usaha domestik termasuk UMKM dan investor domestik.
"Bentuk dukungan pemerintah bisa melalui melanjutkan PPH final 0,5 persen UMKM, menunda kenaikan tarif PPN 12 persen serta adanya upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dari sisi pasokan dan menjaga harga energi agar tetap stabil,” kata Bhima.