2. Racks System
Sistem ini yang terbaik untuk menumbuhkan microgreens karena dapat menanam lebih banyak dengan sistem rack.
Kegiatan budidaya dilakukan dengan menggunakan spons dan pot jaring sebagai media tanam yang diletakkan diatas nampan datar yang telah dirancang khusus untuk sistem.
Nutrisi disediakan menggunakan sistem Deep Water Culture (DWC), di mana akar tanaman terus terendam dalam larutan nutrisi dengan cahaya, suhu, dan kelembaban.
"Krisis pangan tentu bukan isapan jempol semata, karena apabila tidak segera ditangani dapat berdampak pada banyaknya manusia yang akan meninggal dunia karena kelaparan dan tentunya kualitas hidup manusia juga akan menurun karena daya tahan tubuh lebih lemah sehingga tubuh menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit, di antaranya penyakit infeksi menular hingga kanker dan jantung," ungkap Anthony.
Lebih lanjut, ia mengatakan pasien kanker atau jantung saat ini semakin banyak dan tidak mengenal usia.
"Makin banyak usia muda yang sudah terkena penyakit ini. Hal ini tentu harus diwaspadai dengan menjaga gaya hidup yang sehat seperti istirahat yang cukup, olahraga teratur dan tentunya memperhatikan asupan kualitas makanannya juga," ujarnya.
Ia berharap hadirnya Leafy dapat merevolusi industri pertanian sehingga dapat menghasilkan kualitas pangan yang baik.
"Tentu akan berdampak positif bagi kualitas hidup manusia. Terlebih lagi, microgreens atau sayuran mikro yang menjadi salah satu produk unggulan Leafy ini, memiliki banyak sekali kandungan nutrisinya.
Ia mengatakan, microgreens dapat melawan radikal bebas karena kaya akan antioksidan. Selain itu juga dapat meringankan beban kerja ginjal yang berat, hingga menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
"Contoh sayuran yang tergolong microgreens adalah alfafa, basil, brocolli, celery, curly kale, raddish dan masih banyak lagi."
"Ketahanan pangan di Indonesia juga perlu segera diatasi, karena ketahanan pangan lemah, menimbulkan ancaman bahaya kelaparan dan penyakit dan tentu ini menjadi ancaman yang nyata. Leafy adalah solusi untuk berbagai masalah produksi pangan saat ini dan masa depan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)