News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Jokowi Minta Rapat Bersama Menkeu, Menko Perekonomian Dua Minggu Sekali, Ada Apa?

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menegaskan bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi yang stabil di kisaran 5 persen.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Menko Perekonomian, Lembaga Penjamin Simpanan dan Bank Indonesia untuk melakukan pertemuan dalam waktu dua Minggu sekali.

Sebab menurut Presiden, hal itu menyikapi ketidakpastian perekonomian global yang harus diwaspadai oleh Indonesia terlebih menyoal inflasi agar tetap terjaga.

"Kalau pada keadaan normal nggak apa-apa 3 bulan sekali (ketemu) Pak Gub BI atau OJK, Pak LPS ketemu Bu Menkeu dan Pak Menko Ekonomi tapi dalam situasi saat ini tidak bisa, minim seminggu sekali atau 2 minggu sekali ketemu untuk ngopi bareng-bareng enggak ada masalah," ujar Presiden Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, dikutip Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Bank Indonesia Ramal Pertumbuhan Ekonomi Hingga 2028 Tak Akan Sentuh 7 Persen

Menurut Presiden Jokowi, pertemuan itu dirangkum tak perlu dalam mode serius. Dia bilang yang menjadi intinya adalah pertukaran angka dalam kondisi sebagai respon situasi yang cepat berubah.

"Gak usah serius tapi bertukar angka, kalkulasi dan hitungan karena memang kondisinya kita harus merespon dengan cepat terhadap situasi yang berubah," ungkapnya.

Presiden mengatakan bahwa, sejatinya Indonesia harus tetap optimis di tengah ketidakpastian global tersebut. Jokowi juga minta pemerintah agar hati-hati terhadap perubahan.

"Kita harus optimis tapi harus tetap waspada, tetap harus hati-hati. Waspada pada perubahan super cepat perubahan disrupsi teknologi yang juga super cepat," ujar dia.

Hanya saja, kata Jokowi prinsip kehati-hatian itu tidak juga menyasar pada semua sektor. Misalnya saja sektor riil yang berujung perputaran uangnya mengering.

"Memang kita harus prudent dalam melangkah tapi juga jangan terlalu hati-hati, kredit terlalu hati-hati semua terlalu hati-hati akibatnya kering perputaran (uang) di sektor riil," ucap dia.

Di sisi Lain, Jokowi pun menegaskan bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi yang stabil di kisaran 5 persen. Sedangkan Malaysia hingga Eropa masih dibawah pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kalau kita bandingkan pertumbuhan ekonomi kita di kisaran 5 persen, Malaysia tadi saya dapat data 3,3 persen, Amerika Serikat 2,9 persen, Korea Selatan 1,4 persen, EU 0,1 persen, ini lah yang patut kita syukuri di angka 5 persen. Inflasi juga masih cenderung stabil 2,6 persen," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini