TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Otoritas penerbangan RI memprediksi pergerakan penumpang pesawat udara pada masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) sebesar 4 juta orang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni menyatakan prediksi pertumbuhan sebesar 19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode Nataru 2022 sebanyak 3,4 juta orang.
Saat ini Kemenhub telah menyiapkan sejumlah langkah untuk memastikan rangkaian kegiatan angkutan udara Natal Tahun 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) berjalan dengan baik, aman dan lancar.
Baca juga: KAI Operasikan 34 Kereta Api Tambahan untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2024, Berikut Daftarnya
Prediksi ini menunjukkan angka recovery rate penumpang angkutan udara telah mendekati periode natal dan tahun baru 2019, yaitu 84,6 persen untuk penerbangan domestik, dan 93,5% untuk penerbangan internasional.
Diprediksi potensi rute domestik terpadat pada rute Jakarta (CGK) ke Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), dan Surabaya (SUB). Sedangkan untuk rute internasional terpadat pada rute Jakarta (CGK) – Singapura (SIN), dan Denpasar (DPS) – Singapura (SIN).
“Pemantauan di sejumlah bandara ini dilakukan terkait aspek keselamatan, keamanan, pelayanan penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, pergerakan pesawat, kendala teknis, dan faktor lainnya,” ujar Kristi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/12).
Kristi juga menyatakan bahwa kesiapan penyelenggaraan transportasi udara untuk periode natal dan tahun baru ini telah dilakukan sejak awal tahun 2023.
Dia menyebut, kesiapan armada, peralatan ground handling, pemeriksaan fasilitas/peralatan terkait, pemeriksaan personil, dan lain sebagainya, sudah dilakukan oleh inspektur penerbangan baik yang ada di Kantor Pusat maupun di Kantor Otoritas Bandar Udara.
Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, untuk puncak arus mudik pada transportasi udara diprediksikan terjadi 2 (dua) periode. Yaitu puncak arus Natal tanggal 22 Desember 2023, dan puncak arus Tahun Baru tanggal 29 Desember 2023. Sedangkan puncak arus balik Natal dan Tahun Baru terjadi pada tanggal 2 Januari 2024.
Koordinasi untuk kesiapan penyelenggaraan transportasi udara untuk periode natal dan tahun baru juga telah dilakukan dengan stakeholder terkait seperti Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU), Badan Usaha Bandar Udara (BUBU), Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Kantor Imigrasi, dan lainnya.
Baca juga: Pembatasan Angkutan Barang saat Natal dan Tahun Baru Jangan Sampai Memicu Inflasi
"Mari bersama-sama kita berkolaborasi mewujudkan penerbangan Nataru Tahun 2023 ini dengan Selamat, Aman, Nyaman dan berkesan," ucap Kristi.
Dalam rangka pemantauan penyelenggaraan angkutan udara untuk periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) melakukan pengawasan terhadap 51 bandar udara untuk penerbangan dalam negeri (domestik), yaitu :
Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang;
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta;
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh;
Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang;
Bandar Udara Minangkabau, Padang;
Bandar Udara S. M. Badaruddin II, Palembang;
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru;
Bandar Udara Sisingamangaraja XII, Siborong-Borong;
Bandar Udara R. H. Fisabilillah, Tanjung Pinang;
Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang;
Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi;
Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu;
Bandar Udara Radin Inten II, Lampung;
Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung;
Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya;
Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan;
Bandar Udara Kertajati, Majalengka;
Bandar Udara Banyuwangi, Banyuwangi;
Bandar Udara Jenderal Sudirman, Purbalingga;
Bandar Udara Supadio, Pontianak;
Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar;
Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok Praya;
Bandar Udara Eltari, Kupang;
Bandar Udara Juanda, Sidoarjo;
Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo;
Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta
Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo;
Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang;
Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar;
Bandar Udara Sultan Aji Muhamad Sulaiman, Balikpapan;
Bandar Udara Pattimura, Ambon;
Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin;
Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado;
Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak;
Bandar Udara Sentani, Jayapura;
Bandar Udara Hang Nadim, Batam;
Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang;
Bandar Udara Juwata, Tarakan;
Bandar Udara Kalimarau, Berau;
Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda;
Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Palu;
Bandar Udara Haluoleo, Kendari;
Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo;
Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate;
Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo;
Bandar Udara Sultan Mahmud Salahudin, Bima;
Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun;
Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong;
Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika;
Bandar Udara Rendani, Manokwari;
Bandar Udara Mopah, Merauke.
Serta pemantauan 16 bandar udara untuk penerbangan luar negeri (internasional), yaitu :
Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang;
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta;
Bandar Udara Kertajati, Majalengka;
Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang;
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh;
Bandar Udara Minangkabau, Padang;
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru;
Bandar Udara Juanda, Sidoarjo;
Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo;
Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar;
Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok Praya;
Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar;
Bandar Udara Sultan Aji Muhamad Sulaiman, Balikpapan;
Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado;
Bandar Udara Sentani, Jayapura.
Bandar Udara Hang Nadim, Batam.