Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, produktivitas tebu Brasil harus menjadi refleksi Indonesia.
Awalnya, ia bercerita ketika melakukan kunjungan ke Brasil pada Mei lalu.
Arief mengujungi beberapa pabrik pengelohan tebu di kawasan agroindustri di Tietie, Sao Paulo.
Baca juga: Jaga Harga Gula Tetap Wajar, Bapanas Libatkan Stakeholder dari Hulu Hingga Hilir
Ia mengatakan, di sisi hulu, Brasil sangat memperhatikan mana benih yang baik, serta penggunaan varietas yang cocok dengan kondisi lahan dan iklim.
Selain itu, penerapan mekanisasi juga sangat diperhatikan agar dapat meningkatkan produktivitas.
Lalu, di sisi hilir, Arief mengatakan pengolahan pabrik di Tietie, Brasil, sangat efisien, serta pemanfaatan produk juga menjadi daya saing tersendiri.
"Dengan pengelohan on farm dan off farm yang baik itu, produktivitas tebu di Brasil dapat mencapai angka 135 ton per hektar dengan rendemen di atas 13 persen," kata Arief dalam sambutannya via tayangan video di acara National Sugar Summit 2023, Jakarta Timur, Rabu (13/12/2023).
"Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama," lanjutnya.
Arief mengatakan, produktivitas tebu rata-rata Indonesia di tahun 2023 masih jauh lebih rendah, yaitu di angka 61,5 ton per hektar dengen rendemen 7,3 persen.
Padahal, Brasil dan Indonesia sama-sama terletak di garis khatulistiwa. Arief pun menilai Indonesia masih perlu terus berbenah.
Oleh karena itu, Arief meminta semua pihak fokus bersama membenahi sektor perkebunan untuk kembali memajukan industri tebu.
Pembenahan sektor perkebunan ini juga agar bisa mengembalikan kejayaan pabrik gula nasional menjadi eksportir dunia seperti dulu.
"Saya yakin suatu saat nanti kita akan bisa setara dengan Brasil atau bahkan melampuinya," ujar Arief.