News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Beri Perhatian Serius, Ganjar Pranowo Sebut Perlu Ada Asuransi Petani dan Nelayan

Penulis: Yulis
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon presiden Ganjar Pranowo di hadapan para akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara Food & Agriculture Summit III di IPB International Convention Center Bogor, Selasa (19/12/2023).

TRIBUNNEWS.COM -- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD, memberi perhatian serius terhadap perlindungan dan kesejahteraan nelayan dan petani, salah satunya perlu adanya asuransi bagi mereka.

Ada banyak hal sebenarnya yang perlu menjadi perhatian serius untuk petani dan nelayan. Selain butuh jaminan, pasokan bahan bakar minyak (BBM), kemudian modal kerja agar bisa ke laut, maka juga diperlukan pemberian asuransi kepada nelayan dan petani.

“Kalau itu dilakukan, maka itulah perlindungan pada petani dan nelayan kita yang paling konkret yang mereka bisa rasakan,” kata Ganjar Pranowo, di sela-sela Food and Agriculture Summit III dan Dialog Calon Presiden Ri 2024-2029 di IPB Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/12/2023).

Baca juga: Izin ASPAN Dicabut, Kini OJK Awasi 7 Asuransi Lain

Calon presiden nomor urut 3 tersebut menegaskan, bahwa asuransi untuk petani dan nelayan tersebut juga menjadi bagian dari program kedaulatan kesejahteraan nelayan prioritas yang digagasnya bersama pasangannya, Mahfud MD.

Selain masalah asuransi, lanjut Ganjar, offtacker-nya harus dipikirkan, siapa yang akan membeli produknya, dan sistem informasi harga yang seringkali para petani dan nelayan ini tidak tahu, sehingga masuk dalam jebakan tengkulak.

“Kalau pemerintah bisa masuk ke situ, maka mereka akan mendapatkan jaminan yang baik,” tegasnya.

Menurut Ganjar, untuk mendongkrak produksi para nelayan, perlu dukungan teknologi baru dengan tindakan khusus atau afirmasi. Tentu dengan modernisasi pendataan dari masing-masing data kependudukan yang ada sehingga tidak terjadi tumpang tindih.

Disitulah, kata Ganjar, pentingnya “Satu Data Indonesia” termasuk di dalamnya data petani dan nelayan. Dia mencontohkan, semisal di satu keluarga ada dua anak yang tidak bisa sekolah, maka apa yang dilakukan? Pastinya keluarga tersebut mendapat bantuan langsung tunai (BLT), jaminan kesehatan, jaminan pendidikan dan lain-lain.

“Karena dia bertani, maka keluarga itu juga mendapatkan alokasi pupuk, kalau dia nelayan, mungkin mendapatkan apakah itu asuransi atas jenis-jenis lainnya. Kalau datanya satu maka bisa diselesaikan dengan cepat,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Ganjar berjanji akan memutihkan kredit macet seluruh nelayan. Pemutihan ini dimaksudkan agar nelayan bisa lebih produktif dan semakin sejahtera.

“Pemutihan kredit macet nelayan itu selain pelatihan, pendampingan dan pemberian bantuan alat tangkap atau solar subsidi,” kata Ganjar.

Baca juga: OJK Ungkap Alasan Cabut Izin Usaha Asuransi ASPAN, Simak Juga Profilnya

Menurut data yang diperoleh, jumlah kredit macet nelayan jumlahnya tidaklah terlalu banyak yakni sebesar Rp186 miliar.

Memang salah satu potensi laut yang belum tergarap maksimal adalah perikanan, untuk itu harus ditingkatkan. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2022 menyebut sustainable fishing bisa meningkatkan produksi perikanan. Namun kenyataannya, kontribusi ke Product Domestik Bruto (PDB) masih rendah, karena praktik ilegal fishing.

"Kita ranking 6 dari 152 negara dari sisi illegal fishing, salah satunya karena coast guard kita belum difasilitasi untuk benar-benar memiliki kemampuan dan didukung peralatan yang memadai sebagai coast guard. Kalau tidak, ya, enggak beres-beres," ungkap Ganjar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini