TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian BUMN mendorong Holding BUMN jasa survey yakni IDSurvey masuk lima besar di Asia Tenggara dalam bisnis jasa Testing, Inspection and Certification (TIC).
Asisten Deputi Bidang Industri Manufaktur Kementerian BUMN Liliek Mayasari mengatakan, transformasi keuangan, bisnis, maupun sumber daya manusia (SDM) terus didorong, sekaligus mengeluarkan program-program konkret yang dapat menjawab tantangan yang ada.
Baca juga: IDSurvey Kerja Sama dengan Wika Industri Energi Kembangkan Ekosistem Karbon
"Tantangan itu meliputi kesiapan SDM yang krusial untuk mendukung model bisnis, keuntungan bisnis, dan keberlangsungan usaha di masa depan," kata Liliek ditulis Jumat (22/12/2023).
Dia meminta perusahaan bisa mencetak pendapatan sebelum (dikurangi) bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar Rp2 triliun dalam tiga tahun ke depan.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital di Desa Wisata, IDSurvey Gandeng Relawan Bakti BUMN
“Saya optimistis EBITDA paling tidak bisa Rp2 triliun pada 2026,” ucap Liliek.
Sementara itu, IDSurvey sebagai Holding BUMN Jasa Survei yang beranggotakan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) / BKI, PT Sucofindo, dan PT Surveyor Indonesia telah menunjukkan sisi kinerja keuangan dan operasional.
“Kami titip IDSquad (pegawai IDSurvey) untuk dapat menjaga prestasi. Kami berharap transformasi dapat terus dilakukan, baik transformasi keuangan, bisnis, dan maupun SDM. Sekaligus program konkret untuk menjawab tantangan di masa depan,” ujar Liliek.
Baca juga: IDSurvey Lakukan Pemantauan Kelancaran Arus Mudik Jalur Laut
Saat ini IDSurvey untuk dapat mewujudkan Big Five di Asia Pasifik, agile menciptakan inovasi berkelanjutan, khususnya dalam mitigasi isu lingkungan, yaitu layanan EQUATR (konsultasi manajemen dekarbonisasi) yang dimiliki PT BKI (Persero).
Kemudian, layanan validasi dan verifikasi dengan menerbitkan opini untuk perhitungan klaim karbon para pelaku usaha dengan skema Gas Rumah Kaca (GRK) dan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) milik PT SUCOFINDO.
“Nantinya dengan komitmen yang kuat antar 3 entitas, mampu mencapai tujuan bersama dan memenuhi kebutuhan para stakeholders,” ucap Arisudono.