Dwi Satriyo mengatakan, melalui program ini perusahaannya melakukan pendampingan peternak sapi di Sumbersari ini sejak tahun 2018.
"Program ini sejak awal difokuskan pada peningkatan kapasitas pengelolaan ternak, penciptaan produk olahan limbah ternak, pengembangan usaha kelompok, serta penguatan manajemen kelompok. Kini terus berkembang menjadi pusat pembelajaran," jelasnya.
Sementara, sejumlah program untuk mewujudkan industri hijau antara lain efisiensi energi dengan sejumlah inovasi di pabrik dan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan yang dipersyaratkan Pemerintah. Kemudian penghematan konsumsi air seperti pemanfaatan Neutralized Water Effluent Treatment I untuk Pabrik AlF3, Purified Gypsum I dan II.
"Dalam menjalankan proses bisnis, kami selalu berupaya untuk mengurangi dampak ke lingkungan, melalui program-program eco inovasi berdasarkan siklus LCA (Life-Cycle Assessment) dengan scope cradle to grave yaitu Pemasangan Cone Strainer untuk efisiensi energi, Perubahan Sistem Drift Eliminator untuk penghematan air dan Program Recovery Emisi Ammonia untuk penurunan beban emisi," ungkapnya.
Program eco inovasi tersebut dapat mengurangi dampak water footprint, eutrofikasi, hujan asam dan cumulative energy demand.
"Melalui penerapan prinsip sirkular ekonomi, aktifitas inovasi tersebut menghasilkan penghematan hingga Rp314,6 miliar," beber Dwi Satriyo.