Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Hery Susanto membeberkan sejumlah temuan pihaknya terkait dengan masalah-masalah yang terjadi dalam operasional Kereta Cepat Whoosh.
Pertama, padamnya listrik Whoosh pada 31 Oktober 2023 yang menyebabkan terhentinya operasional.
Hery mengatakan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator Whoosh mengklarifikasi bahwa mereka mendapatkan informasi yang keliru dari PLN UID Jawa Barat.
Baca juga: Viral Video Orang Berjalan di Jalur Kereta Cepat Bandung, KCIC Tindaklanjuti Kejadian dan Evaluasi
PT KCIC dijanjikan mendapat pemasokan listrik yang berkualitas, yang berasal lebih dari satu sumber atau dua transmisi yang berbeda.
Namun, kata Hery, setelah adanya kejadian padamnya listrik, PT KCIC menemukan pemasokan suplai listrik hanya berasal dari sumber atau satu transmisi yang sama.
Hal itu menyebabkan pemadaman saat ada gangguan di jalur utama.
Hery juga mendapatkan lagi pengakuan dari PT KCIC soal PLN UID Jawa Barat.
PLN UID Jawa Barat disebut kurang responsif terhadap padamnya listrik PLN yang terjadi di wilayah tersebut, sehingga menyebabkan waktu delay hinga 25 menit.
Lebih lanjut, PT KCIC juga menilai alasan PLN UID Jawa Barat soal beberapa komponen instalasi kelistrikan mengalami overheat dan penurunan keandalan akibat cuaca panas, tidaklah relevan.
Baca juga: VIRAL OTK Jalan Kaki di Rel Kereta Cepat, KCIC Minta Maaf hingga Whoosh Jalan Lambat Saat Evakuasi
Pasalnya, Indonesia sudah terbiasa dengan cuaca panas.
KA Feeder Whoosh Telat
Hery kemudian mengatakan ada masalah lagi dari Whoosh yang ia dapatkan dari keluhan penumpang, yaitu soal ketinggalan kereta.
Pada 31 Oktober 2023, penumpang tertinggal Whoosh akibat keterlambatan kedatangan KA Feeder yang menghubungkan Stasiun Bandung dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang.
Ia mengungkap, PT KCIC telah mengklarifikasi bahwa permasalahan KA Feeder bukan merupakan wewenang dari PT KCIC sebagai operator Whoosh.