"PT KCIC mengaku hal tersebut merupakan wewenang PT KAI. Pasalnya, KA Feeder operasionalnya di bawah naungan PT KAI," kata Hery dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2023).
Kemudian, ia menyoroti kapasitas feeder hanya maksimal mengangkut 200 orang penumpang yang bisa duduk.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta cepat bisa sampai 601 orang jika terisi penuh, sehingga penumpang yang tidak dapat tempat duduk harus berdiri.
"Ini masih ada semacam pemaksaan ruang untuk melebihi kuota," ujar Hery.
Whoosh Mandek 20 Menit
Pada 23 Oktober 2023, Whoosh sempat mengalami mandek selama 20 menit.
Hal itu diakibatkan adanya orang tidak dikenal yang memanjat dinding penghalau kebisingan di KM 103, Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Dalam upaya mitigasi, pada saat ini PT KCIC disebut sudah mengatasinya dengan melengkapi berbagai CCTV dan ruang Monitor Pantograf.
Hal itu guna memantau objek tertentu yang masuk ke lintasan rel area PT KCIC dan Listrik Aliran Atas (LAA) PT KCIC.
Objek-objek itu di antaranya dahan pohon, layang layang, hewan liar seperti kera ataupun hewan ternak, serta penduduk yang masuk dalam jalur kereta.
Sistem Refund Belum Optimal
Hery mengungkap, masalah berikutnya adalah sistem refund manual Whoosh yang dikeluhkan penumpang.
Penumpang menganggap refund manual tidak efektif dan efesien karena memakan waktu yang cukup lama.
"Mekanisme sistem refund tiket KCIC hanya bisa dilakukan secara offline dengan mewajibkan pelanggan harus datang ke loket Stasiun Kereta," ujar Hery.
Seharusnya, kata dia, refund tiket dapat dilakukan melalui contact center, WhatsApp, Loket Stasiun, maupun kanal-kanal resmi lainnya.
Susah Sinyal
Masalah berikutnya adalah Whoosh yang sempat mengalami kendala susah sinyal di di sejumlah titik perjalanan.
"Salah satunya ketika melewati hutan Industri di Karawang dan terowongan sepanjang 4,5 KM," ujar Hery.
Susahnya sinyal tersebut dikatakan Hery membuat para penumpang Whoosh mengeluh lantaran susah berkomunikasi selama perjalanan.