Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartaasmita mengungkap pihaknya telah mengidentifikasi berbagai kendala dan tantangan akibat dampak geoekonomi dan geopolitik yang kemungkinan besar akan tetap berlangsung pada tahun ini.
Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan negara-negara Eropa.
Oleh karena itu, permintaan global akan turut melemah dan permintaan terhadap produk ikut menurun.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing sektor UMKM untuk Perkuat Ekonomi Nasional
Kedua, ia menyebut depresiasi nilai tukar RI dapat terjadi akibat kebijakan moneter di negara maju menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga.
Ketiga, apabila konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel berkepanjangan, dapat menggangu stabilitas kawasan, sehingga memicu kenaikan harga komoditas, pangan, dan energi.
Keempat adalah tantangan dari dalam negeri, yaitu pelaksanaan pemilu. Ajang lima tahunan ini di satu sisi memberikan dampak positif bagi industri nasional.
Namun, di sisi lain terdapat kemungkinan investor mengambil posisi wait and see sambil menunggu dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden yang definitif.
Meski demikian, Agus mengaku tetap optimistis menghadapi 2024, seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional.
"Kami memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81 persen dan target tahun 2024 sebesar 5,80 persen,” kata Agus dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/1/2024).
Sejalan sasaran tersebut, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada 2023 diproyeksi sebesar 16,91 persen dan target pada 2024 mencapai 17,90 persen.
Baca juga: Pengamat Ekonomi Tanggapi Keberhasilan Pertamina Terima 34 Proper Emas dari KLHK
“Sedangkan nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diperkirakan pada 2023 berada di angka 186,40 miliar dolar AS dan pada 2024 ditargetkan mencapai 193,4 miliar dolar AS,” ujar Agus.
Sementara itu, nilai investasi industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai Rp 571,47 triliun pada 2023 dan target di 2024 akan mencapai Rp 630,57 triliun.
"Sedangkan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan nonmigas akan mencapai 20,33 juta orang pada tahun 2024,” ungkap Agus.
Guna mencapai target-target tersebut, Agus menyatakan, pihaknya siap menggulirkan beberapa program prioritas pada tahun 2024.
Misalnya, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada industri pengolahan kayu, makanan dan minuman, tekstil, serta kepada para pelaku industri kecil menengah.
Selain itu, melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.