TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kecelakaan pesawat terbang Airbus A350-900 Japan Airlines yang menabrak pesawat Penjaga Pantai Jepang jenis Bombardier DHC8-300 di landasan pacu Bandara Haneda, Jepang, Selasa petang, 2 Januari 2024 benar-benar menjadi pengalaman menegangkan yang tak akan terlupakan oleh para penumpang JAL
Mereka menceritakan saat-saat menegangkan setelah berhasil keluar dari kabin Airbus A350-900 Japan Airlines yang terbakar setelah bertabrakan di landasan pacu.
"Ayo kita keluar sekarang," teriak seorang anak dari kabin pesawat saat asap dan panas menyebar dengan cepat ke kabin.
Penumpang berupaya keras keluar dari perut pesawat JAL menggunakan peluncur evakuasi yang mengembang, ketika api melalap badan pesawat.
“Saya merasakan ada benturan, seperti pesawat bertabrakan dengan sesuatu saat mendarat. Saya melihat percikan api di luar jendela dan kabin dipenuhi gas dan asap,” kata seorang penumpang perempuan berusia 35 tahun.
Dalam penerbangan tersebut dia duduk di kursi dekat jendela saat mendarat. kecelakaan itu terjadi sesaat sebelum pukul 6 sore.
“Kami diinstruksikan untuk membungkuk dan menutup mulut dan hidung," ujarnya.
"Setelah (badan pesawat) mulai terbakar, kami tidak dapat segera keluar dari pesawat, dan saya merasa perlu waktu lebih dari lima menit sebelum kami dapat melarikan diri,” ujarnya.
Semua penumpang selamat.
Seluruh penumpang Airbus A350-900 JAL dalam penerbangan ini yang berjumlah 379 orang selamat tanpa cedera yang mengancam nyawa, sementara lima dari enam anggota penjaga pantai yang berada dalam pesawat lainnya tewas.
Baca juga: JAL dan ANA Batalkan 226 Penerbangan Domestik Pasca Kecelakaan Airbus A350 di Bandara Haneda
“Saya pikir ini akan berbahaya karena asap terus bertambah parah setelah kebakaran terjadi," kata seorang pria berusia 33 tahun yang berada di dalam pesawat bersama istri dan putrinya yang berusia 2 tahun.
Saat kecelakaan terjadi, awak kabin JAL memberi pengumuman ke penumpang, meminta mereka tetap tenang.
Saat itu, pria tersebut berupaya keras melindungi putrinya dengan mendekatkan kepalanya ke lantai agar dia tidak menghirup asap.
Mereka saling menyemangati dengan mengatakan, "Semuanya akan baik-baik saja."