News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berpotensi Perkuat Ekonomi di Indonesia, Ini Tantangan Utama Pengembangan Bisnis Impor

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pekerja merapikan Merchandise resmi World Cup U-17 2023 di Store Juaraga, FX Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023). Sebanyak 53 jenis merchandise Piala Dunia U-17 2023 siap dijual ke masyarakat pada perhelatan World Cup U-17 2023. Suvenir atau Merchandise yang dijual berupa t-shirt, jersey, polo, jaket, topi, celana, dan suvenir seperti boneka, maskot, syal, tas, stiker, dan gantungan kunci yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp75 ribu hingga Rp899 ribu. Produk merchandise dibuat dengan menggunakan lebih dari 98 persen bahan baku berkualitas dari dalam negeri. Sementara itu, material yang harus diimpor merupakan komponen untuk memastikan keaslian lisensi dari FIFA seperti hologram. Tribunnews/Jeprima

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform e-Commerce Business to Business (B2B) Ocistok, menegaskan komitmennya dalam mendorong perekonomian masyarakat Indonesia. 

Yang dimaksud khususnya dalam membuka lapangan pekerjaan, mengentaskan pengangguran dan memulai bisnisnya sendiri.

Hal ini dinilai dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia dalam membuka lapangan pekerjaan, mengentaskan pengangguran dan memulai bisnisnya sendiri.

"Usaha tanpa batas, kampanye yang bertajuk lebih dari ratusan ribu para pelaku bisnis yang sudah membuka bisnisnya sendiri untuk bebas finansial, Ocistok hadir dengan menyiapkan semua kebutuhan barang grosir import di tengah meningkatnya permintaan dari para pelaku bisnis di Indonesia," kata Aris Akbar selaku CEO Ocistok dalam konferensi secara online yang dilakukan sore tadi, Jumat (5/1/2024).

Aris menyebutkan bahwa pihaknya akan terus mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia tentang potensi bisnis import yang terbilang sangat besar. 

"Kebanyakan, permasalahan yang sering dialami masyarakat Indonesia adalah minimnya informasi dan edukasi mengenai tingginya peluang dalam bisnis impor," kata dia.

"Padahal mereka bisa menjadi entrepreneur dengan cara menjual barang-barang yang berkualitas serta unik, melihat Indonesia sebagai pasar yang memiliki potensial bagi e-commerce, pelaku usaha mikro, dan yang terbesar," tambahnya

Aris mengatakan pihaknya melibatkan langsung pabrik dan supplier yang andal di China.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Keluhkan Kebijakan Penerapan HGBT dan Pengendalian Impor Tak Berjalan Baik

Aris berharap seluruh lapisan masyarakat dapat menjadi entrepreneur sukses yang dapat membantu membangun ekonomi di Indonesia. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini