Ketiga, energi hidro. Sebagai pembangkit listrik, energi hidro atau tekanan air, memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan energi panas bumi.
Diperkirakan mencapai sekitar 75.000 MW.
Saat ini energi hidro menjadi sumber energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia, dengan total kapasitas terpasang sekitar 6.000 MW.
Keempat, gelombang laut. Potensi pembangkitan energi gelombang di perairan Indonesia cukup besar.
Rata-rata tinggi gelombang berkisar 2-2,5 meter di Selatan Laut Jawa dan 4-5 meter di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia.
Baca juga: Transisi Energi Dorong Peningkatan Daya Saing Produk Indonesia
Percobaan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut - Sistem Bandulan (PLTGL-SB) horizontal (sistem pendulum) oleh Zamrisyaf (pemilik Paten No. HAKI P00200200854) mampu menghasilkan listrik sebesar 3 kW untuk penerangan bagi 20 rumah.
Kelima, aliran laut pasang surut ditanbah arus laut.
Penyimpanan arus pasang surut energi hidrokinetik, dan dengan menggunakan sistem pendulum (PLTGL-SB) dapat diubah secara vertikal menjadi tenaga listrik.
Ini tergantung pada kepadatan fluida, penampang aliran, dan kecepatan aliran.
Proyek pembangkit listrik swasta berbasis laut, yang disebut ‘Tidal Bridge Indonesia akan menjadi proyek PLTAL pertama di Indonesia dan terbesar di dunia, dengan potensi menghasilkan 20 MW.
Terakhir, panas laut. Indonesia mempunyai potensi terbesar di dunia, memanfaatkan energi laut dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Penelitian tersebut dilakukan di 17 lokasi seberang Indonesia.
Mulai dari pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara Tengah (NTT). Diperkirakan potensi energinya sekitar 41 GW.
Selain menghasilkan listrik, proses OTEC juga menghasilkan air murni akibat penguapan air laut.