News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Beras Premium Langka dan Mahal, Komisi IV DPR Minta Pemerintah Segera Operasi Pasar

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan. Kenaikan harga beras adalah salah satu isu ekonomi yang sangat memengaruhi kesejahteraan rakyat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyoroti harga beras jenis premium yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari ini, hingga kini sulit didapatkan masyarakat.

Daniel mengatakan, kenaikan harga beras adalah salah satu isu ekonomi yang sangat memengaruhi kesejahteraan rakyat. Kepastian harga dan ketersediaan beras adalah hak masyarakat yang harus dilindungi. Karena itu, pemerintah diminta harus segera turun tangan mengatasi persoalan beras.

"Pemerintah segera turun tangan untuk memastikan ketersediaan beras dan segera lakukan operasi pasar," ujar Daniel saat dihubungi Tribunnews, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Pak Jokowi! Harga Beras Sudah Naik dari Rp8.000 Jadi Rp17.000 per Liter dan Kini Menjadi Langka

Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) juga diminta untuk melakukan langkah-langkah konkret demi menjaga distribusi kepada masyarakat tidak terhambat. Sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan beras.

"Badan Pangan Nasional segera kordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan lintas sektoral untuk memastikan jalur distribusi logistik tidak ada hambatan," kata Daniel.

Sementara itu, pemerintah diminta memastikan bahwa praktik bisnis di pasar beras berjalan sesuai dengan regulasi yang ada, dan harga yang adil bagi konsumen Hal tersebut disampaikan Juna yang merupakan pedagang beras di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Juno mengatakan, beras premium yang dia beli di supplier sebesar Rp 16.800 per liter. Harga ini justru berbeda dengan beras Bulog Rp 15.200 per liter.

"Sulit karena kemanapun beli mau ke Indomaret (pasar ritel modern) tetap Bulog semua," kata Juna saat ditemui Tribunnews, Minggu (11/2/2024).

Meski begitu, Jona tetap menjual beberapa jenis beras premium dengan harga bervariasi mulai dari Rp 13.000 sampai Rp 13.500 per liter tergantung jenis berasnya. Artinya, Juna menjual rugi beras-beras jenis premium dari harga beli.

"Susah. Ibaratnya kita beli premium dengan Bulog, mau kita premium lebih banyak rugi kita jual Bulog takutnya enggak sesuai juga karena kualitasnya," ungkapnya.

Dikatakan Juna, kenaikan harga beras sudah berjalan sejak Pandemi Covid-19 2020 lalu. Mulanya, harga beras premium berkisar Rp 8.000 per liter, hingga kini hampir menyentuh Rp 17.000 per liter.

"Sudah lama dari sejak Corona, engga turun malah naik. Awalnya ada yang Rp 8.000 sampai Rp 9.000. Sekarang bukan malah turun malah naik," jelas dia.

Peritel Keluhkan Langkanya Beras Premium

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mandey mengatakan, peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (kg) karena adanya keterbatasan suplai.

Adapun keterbatasan suplai tak lepas dari masa panen yang diperkirakan baru akan datang pada pertengahan Maret 2024, serta belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah.

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di pasar ritel modern (toko swalayan)," kata Roy.

Roy mengatakan, keadaan kenaikan harga beras ini terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, bahan pokok lain juga ikut mengalami hal serupa.
APRINDO meminta Pemerintah merelaksasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah bahan pokok untuk sementara waktu.

Bahan pokok yang dimaksud di antaranya beras, gula, minyak goreng, dan beberapa komoditas lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga di Februari ini. Roy meminta adanyan relaksasi HET hingga periode tertentu, selama kebijakannya masih dikaji dan belum adanya keputusan untuk melakukan perubahan HET & Harga Acuan melalui Rakortas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini