Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar modal Tanah Air akan ketambahan lagi emiten di sektor ritel dengan segera melantainya PT Homeco Victoria Makmur Tbk. (LIVE) ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalu mekanisme penawaran saham perdana (IPO).
Homeco merupakan perusahaan perdagangan besar yang mengkhususkan diri pada penjualan alat rumah tangga hingga mainan seperti perlengkapan dapur, peralatan masak, tas, alat tulis, hingga tisu basah.
Perseroan merupakan perusahaan holding yang juga mengelola satu entitas anak PT Trisinar Indopratama (TSI) yang merupakan perusahaan bergerak di bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan, mainan anak-anak, barang plastik lainnya, perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur) berbahan dasar plastik dengan merek Technoplast.
Baca juga: Survei IPO: Prabowo-Gibran Raih 42.3 Persen, Mahfud Disebut Turunkan Elektabilitas Ganjar
Lewat IPO, Homeco akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya hingga 808.350.000 saham, setara dengan maksimum 17,6 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 25 per saham.
Berdasarkan prospektus perseroan, perusahaan yang dimiliki oleh Sjamsoe Fadjar dan Ellies Kiswoto ini menetapkan kisaran harga IPO sebesar Rp 148 per saham, dengan tujuan mengumpulkan maksimum Rp 119.635.800.000 dalam dana segar.
Sjamsoe Fadjar, Komisaris Utama, PT Homeco Victoria Makmur Tbk. mengatakan, sepanjang tahun 2022, Homeco mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 86,53 persen dengan pencapaian laba bersih sebesar 458 persen.
Manajemen merasa pencapaian ini merupakan momen yang tepat bagi perusahaan melakukan penawaran umum (IPO).
"Kedepannya manajemen akan senantiasa untuk menjaga pertumbuhan perusahaan untuk meningkatkan value bagi pemegang saham," ujar Sjamsoe Fadjar dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 12 Februari 2024.
Menurut dia, mengantisipasi tingginya minat pasar terhadap Homeco menciptakan kesempatan emas bagi para investor untuk meraih potensi keuntungan dari IPO ini.
Perseroan berencanamengalokasikan Opsi Saham Karyawan, menawarkan hingga 8.350.000 saham biasa, yang mewakili 1,0330 persen saham dari IPO kepada karyawannya melalui program Penyediaan Saham Karyawan (ESA).
Untuk memfasilitasi tindakan korporasi ini, PT Binaartha Sekuritas dan PT Samuel Sekuritas Indonesia telah ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.
Baca juga: Saham BBRI Naik Sejak IPO, Erick Thohir: Bukti BUMN Mampu Seimbangkan Sisi Bisnis dan Pelayanan
Sjamsoe Fadjar menambahkan, peroleh dana dari hasil IPO setelah dikurangi biaya penerbitan, ditujukan utamanya untuk membiayai ekspansi perusahaan yang akan digunakan untuk pembelian persediaan barang dagang dan membiayai operasional perusahaan.
Selain itu, dana dari IPO juga digunakan untuk melunasi sebagian utang perusahaan yang telah jatuh tempo.