Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, pemerintah telah meningkatkan kucuran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke masyarakat.
Ia mengatakan, sebelumnya pemerintah menggelontorkan 100 ribu ton per bulan. Sekarang, beras SPHP digelontorkan hingga 250 ribu ton per bulan sebagai upaya menekan harga beras.
Harga jual beras SPHP juga harus sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yaitu maksimal Rp 10.900 per kilogram di tingkat konsumen.
Baca juga: BUMN Beber Penyebab Beras SPHP Bulog Masih Langka di Minimarket
Jerry mengatakan, peningkatan distribusi beras SPHP yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat menjadi alternatif bahan makanan pokok yang terjangkau bagi masyarakat.
"Beras SPHP memiliki kualitas yang baik dan dapat bersaing dengan beras premium," kata Jerry dikutip dari keterangan tertulis, Senin (26/2/2024).
Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, fluktuasi harga beras premium yang terjadi saat ini diduga karena defisit produksi beras yang terjadi pada Januari 2024.
"Defisit produksi beras tersebut diperkirakan akan berlanjut pada Februari 2024 ini karena mundurnya masa tanam akibat El Nino,” ujar Jerry.
Jerry menegaskan, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah akan terus melakukan pengecekan dan pemantauan harga bahan pokok secara rutin.
"Pemerintah juga akan terus melihat dan mendengar langsung aspirasi dan kebutuhan yang ada di pasar sebagai bentuk keberpihakan kepada pedagang dan masyarakat," katanya.
Baca juga: Daerah-daerah yang Siap Gelontor Beras Dengan Panen Raya, Stok Padi Bakal Surplus
300 Ton Beras SPHP
Perum Bulog telah menggelontorkan beras SPHP sebanyak 200-300 ton per hari ke Pasar Johar Karawang.
Menurut Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, pengelontoran itu langsung berdampak pada penurunan harga beras di pasar tersebut.
Penggelontoran beras ke Pasar Johar Karawang dinilai tak kalah penting dengan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).