Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejauh ini pada 2024, Perum Bulog telah menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan beras hampir 360 ribu ton.
Detailnya, pada bantuan pangan tahap I 2024 per 2 Maret 2024, realisasi penyaluran telah mencapai 357.939 ton.
Menurut Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, gelontoran bantuan pangan ini tidak berpengaruh terhadap penurunan harga beras di pasaran.
Baca juga: Komisi IV DPR Minta Pemerintah Segera Distribusikan Beras Bulog ke Pasar Tradisional
"Kita telah menyalurkan 360 ribu ton total bantuan pangan. Kalau ada yang mengatakan bantuan pangan ini tidak berpengaruh terhadap penurunan harga, benar. Tidak berpengaruh," katanya dalam acara Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri 2024, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Meski tidak mampu menekan harga beras, Bayu menilai ada 22 juta keluarga di Indonesia yang dimudahkan dari bantuan pangan ini karena mereka tidak perlu lagi mencari beras ke pasar.
Tahun ini, jumlah penerima bantuan pangan beras sebanyak 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan pagu per bulan 220.040.770 kg.
"Tetapi ada 22 juta keluarga yang tidak lagi mencari beras secara terdesak untuk pergi ke pasar. Mereka ini adalah yang paling sensitif dengan kenaikan harga," kata Bayu.
22 juta keluarga yang menerima bantuan pangan ini masing-masing akan menerima 10 kilogram beras.
Informasi yang Bayu dapat, bantuan pangan 10 kg beras ini dapat mencukupi hingga 50 persen kehidupan keluarga tersebut.
Baca juga: Terkerek Harga Beras, Inflasi Melonjak Menjelang Ramadhan
"Apabila mereka merasa cukup 10 kg per bulan itu, informasi yang kami terima, (mampu) mencukupi 40-50 persen kebutuhan keluarga itu dalam satu bulan," kata Bayu.
"Sehingga, mereka cukup tenang untuk menjalani hari harinya karena mereka telah memiliki beras," lanjutnya.