Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wisata berbasis olahraga (sport tourism) merupakan satu dari sekian pasar di sektor pariwisata yang terus tumbuh pasca-pandemi.
Berdasarkan data, sport tourism menyumbang sekitar 10 persen terhadap belanja pariwisata global dan diperkirakan tumbuh sebesar 17,5 persen dari tahun 2023 hingga 2030.
Sementara itu, potensi sport tourism di Indonesia pada 2024 diperkirakan bisa mencapai Rp 19 triliun.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, potensi itu ditopang oleh potensi alam yang indah, kontur alam yang bervariasi, serta wilayah yang luas.
"Serta ragam budaya dan keramahan masyarakat menjadikan Indonesia sangat tepat dalam penyelenggaraan sport tourism," kata Sandiaga dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (6/3/2024).
Sandiaga pun ingin gelaran sport tourism di Indonesia bisa mencontoh Tokyo Marathon 2024.
Ia ingin kesuksesan Tokyo Marathon 2024 di Jepang yang diikuti lebih dari 38 ribu peserta dari berbagai negara bisa menjadi inspirasi dan penyemangat, sekaligus tolok ukur penyelenggaraan event berbasis olahraga dalam menarik kunjungan wisatawan ke Indonesia.
"Indonesia ingin belajar dari Jepang atas keberhasilan Tokyo Marathon 2024 yang merupakan salah satu event olahraga pariwisata terbaik di dunia," ujar Sandiaga.
Sandiaga yang juga ikut serta dalam Tokyo Marathon 2024 mengatakan, sport tourism yang berkualitas harus dihadirkan agar dapat menarik wisatawan mancanegara.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Jepang ke Indonesia Diproyeksikan 500 Ribu di 2024
"Semangat ini harus kita bawa kembali ke Tanah Air untuk mendukung kegiatan sport tourism, menghadirkan event-event olahraga yang berkualitas, yang mampu menarik banyak wisatawan mancanegara," ujar Sandiaga.
Dia bilang, sport tourism dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru.
Baca juga: Kapal Pinisi Terbakar di Raja Ampat, Belasan Wisatawan Asing Dievakuasi ke Kota Sorong
"Seperti saat MotoGP di Mandalika lalu, 35.000-45.000 lapangan kerja tercipta bukan hanya di Lombok saja, tapi secara nasional,” ujarnya.