Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru menyampaikan Indonesia bisa belajar dari Pemerintah Singapura, untuk mendorong potensi sektor pariwisata terutama dalam memfasilitasi agenda konser dan event internasional.
Ratih berujar, industri ekonomi kreatif berpotensi menyumbangkan devisa negara hingga bernilai triliunan.
Belajar dari pengalaman Pemerintah Singapura yang berhasil memanfaatkan agenda konser Taylor Swift selama enam hari, ia meyakini Indonesia pun bisa melakukan tindakan yang sama.
Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Sederet Tantangan RI Adakan Konser Berkelas Secara Rutin Seperti Taylor Swift
“Selama beberapa hari, berturut-turut, (konser Taylor Swift yang) diadakan di negara Singapura bisa sangat nge-boost PDB dari negara tersebut hingga mencapai 4-12 triliun rupiah, dari (informasi) yang saya baca dan itu hanya dari konser musik dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Ratih dikutip Kamis (14/3/2024).
Sebenarnya, lanjut dia, Pemerintah Indonesia juga bisa mengadakan konser Taylor Swift. Penting baik pemerintah pusat dan daerah, saling berkolaborasi untuk memperkuat kredibilitas pariwisata, khususnya pada bidang ekonomi kreatif. Sebab itu, dirinya turut mengingatkan kesiapan infrastruktur dan SDM pendukung pariwisata.
"Industri tourism juga harus melibatkan mulai dari perhotelan, transportasi, kuliner, dan lainnya. Jadi, industri ekonomi kreatif tidak bisa dianggap sebelah mata karena sangat bisa menumbuhkan roda ekonomi di negara. SDM kita punya (dan) SDA juga sangat mumpuni. Tinggal bagaimana sumber daya ini kita bisa mengelola dengan sebaik mungkin," terang Ratih.
Kemenparekraf berencana akan memfasilitasi berbagai konser dan event internasional melalui Indonesia Tourism Fund 2024 dengan anggaran sebesar Rp2 triliun.
Selain itu, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno juga menemui para pejabat di Kementerian Perdagangan Singapura untuk menjajaki potensi kolaborasi dalam menghadirkan konser-konser musisi kelas dunia dan event berkelas internasional lainnya di Indonesia.
Diketahui, Singapura bisa melakukan konser eksklusif Taylor Swift ini karena mereka memiliki visi ekonomi yang panjang. Mereka menyadari kekuatan mereka ada di bidang jasa. Apalagi setelah tahun lalu sektor manufaktur tumbuh negatif lebih dari 4 persen dan nilai ekspornya turun lebih dari 20 persen.
Hanya sektor jasa yang tumbuh positif dan karena terjadi di semua bidang, mulai dari komunikasi, transportasi, perdagangan, perhotelan, hingga restoran; itulah yang membuat ekonomi Singapura masih bisa tumbuh positif tahun lalu.