TRIBUNNEWS.COM - Di sebuah sudut gudang mebel terlihat seorang pemuda tengah mengampelas bingkai kayu yang sudah disusun rapi, empat saf jumlahnya.
Sesekali, bingkai kayu yang panjangnya sekitar setengah meter itu ia pelototi.
Yakni dengan tujuan hendak memastikan kemulusan dan ketepatan ukuran satu kayu dengan kayu lainnya.
Sementara tak jauh dari tempat pemuda itu beranjak, ada ibu-ibu sedang merapikan bilah-bilah rotan yang panjangnya sekitar lima meteran.
Kelak, rotan-rotan tersebut digunakan sebagai alas serta penghias kursi produksi Surya Rotan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) milik Suryantoro.
Surya, sapaan akrabnya, pada Rabu (13/3/2024) siang hari itu sedang mengawasi para karyawannya merampungkan pesanan kursi rotan.
Selain mengawasi, Surya juga berperan penentu terakhir barang produksi usahanya benar-benar berkualitas memenuhi standar.
Karena bukan main pasarnya, barang produksi UMKM asli Desa Trangsan itu bakal dikirim ke luar negeri alias ekspor.
"Jadi memang kami siapkan produk-produk berkualitas untuk dikirim ekspor ke luar negeri," jelasnya ketika ditemui Tribunnews.
Surya bercerita, UMKM rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo ini merupakan UMKM yang bergerak di bidang mebel dengan bahan utamanya adalah rotan.
Bahkan belum lama ini, desanya telah dijadikan desa wisata rotan binaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Digitalisasi Produk Rotan, Hidupkan Secercah Asa Masyarakat Pedalaman Kalimantan
Rotan di desanya, memang dikenal sebagai daerah dengan kekayaan rotan berikut produk mebel pilihan.
Apalagi, desa ini bisa diakses oleh warga Kota Solo hanya sekitar 10 menit perjalanan dengan sepeda motor.
Yakni dari Kampung Batik Laweyan ke barat, melewati Kelurahan Pajang ke selatan, kemudian ke barat tak sampai dua kilometer jaraknya.