Di sisi lain, Surya sudah memulai usaha sejak 1998, saat itu usianya tergolong muda, baru 24 tahun.
Dari usaha rumahan seorang diri, kini Surya telah mempekerjakan total 50 karyawan.
50 karyawan di antaranya terbagi ke dalam berbagai divisi, mulai dari produksi, finishing, hingga pemasaran.
Awalnya, Surya Rotan memproduksi beberapa produk mebel rumahan. Antara lain perabotan ruang tamu seperti kursi rotan, meja rotan hingga keranjang rotan.
Lalu berkembang memproduksi perabotan kamar seperti dipan, perabotan dapur hingga perabotan lobi hotel.
Harganya mulai dari puluhan ribu rupiah sampai jutaan rupiah.
Usahanya terdongkrak naik karena diminati pasar Amerika atau Negeri Paman Sam hingga Benua Biru Eropa.
Hal ini berkat dukungan dari pemerintah daerah juga BUMN, salah satunya adalah BRI.
"Kami sering diajak untuk ikut pameran furniture, itulah saatnya produk kita dikenal luas dan mendapat buyer-buyer baru, hingga ke Amerika dan Eropa," papar bapak berusia 50 tahun ini.
Berbagai pameran pernah diikutinya, termasuk pameran mebel di luar negeri di Jerman pada 2016 dan Korea Selatan pada 2019.
Lantas, manfaatnya sungguh luar biasa baginya dengan mengikuti pameran.
Memang bukan pembeli langsung yang ia dapatkan, tetapi jaringan pembeli meluas hingga ke berbagai belahan dunia.
"Alhamdulilah, pasar ekspor terbesar dan terus belanjut hingga saat ini adalah pasar Amerika. Maka minimal pemesanan untuk pasar ekspor adalah satu kontainer angkutan. Ini barang-barang yang mau dikirim ke Turki," ucapnya sembari menunjuk tumpukan paket kursi rotan terbungkus kardus.
Peran BRI
Surya mengakui, peran berbagai stake holder mempengaruhi usahanya juga usaha UMKM di Desa Trangsan.