Calon pembeli mengular di tengah asap sate yang membumbung.
Tari mengungkapkan bisa menjual hingga ribuan tusuk sate dalam satu harinya.
“Pas ramadan ini kami buka di Pasar Takjil Ramadhan ini, dari ashar sampai magrib kurang lebih bisa jual 1.000 tusuk,” terangnya.
Yu Tari mengaku diajak oleh BRI Slamet Riyadi untuk bisa buka lapak di Pasar Takjil Ramadhan 2024.
“Kami termasuk UMKM binaan BRI jadi diajak kesini,” terangnya
Menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan BRI, Tari mengaku mendapatkan banyak manfaat.
Di antaranya mendapatkan akses ke pameran dan acara yang diinisiasi BRI.
“Kemudian yang kedua Sate Kere Yu Tari sudah bisa menerima pembayaran non tunai via QRIS sejak 2017,” ujar Tari.
Adanya QRIS bisa mempercepat pembeli melakukan transaksi, sehingga pembeli lain bisa segera dilayani.
“Tinggal scan barcode udah selesai, kami tidak perlu nyusuki (memberikan kembalian), jadi bisa lanjut ke pembeli selanjutnya,” kata dia.
Tari mengatakan sering ada antrean di lapaknya karena ia menjaga sate tetap hangat dengan cara memanggang sate ketika ada pesanan saja.
“Kalau ada yang beli baru saya bakarkan jadi nunggu 2 menitan, jadi kualitasnya terjaga.”
Pilihan menjaga kualitas ini berdampak dengan adanya antrean di lapaknya, namun sudah bisa teratasi dengan menyediakan pembayaran non tunai atau QRIS.
“Kami bisa tunai dan QRIS, dan yang pakai QRIS lebih banyak karena lebih cepat, scan udah selesai gitu, pelayanan bisa makin cepat, keuntungan jadi berlipat,” kata Tari sembari tersenyum.