News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2024

Perputaran Uang Selama Musim Lebaran Diproyeksi Lebih dari Rp 157,3 Triliun

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menunjukkan uang pecahan kecil usai melakukan penukaran uang pada mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Slipi, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mencatat, perputaran uang selama Hari Raya Idul Fitri diperkirakan capai Rp 157,3 triliun.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mencatat, perputaran uang selama Hari Raya Idul Fitri diperkirakan capai Rp 157,3 triliun.

Sarman memaparkan, jika tahun lalu 2023 jumlah pemudik mencapai 123,8 juta orang atau naik 14,2 persen dari tahun 2022 maka tahun 2024 sesuai data Kementerian Perhubungan jumlah pemudik tahun ini naik sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Menurut Sarman, kenaikan jumlah pemudik tersebut akan menggerek terhadap kenaikan perputaran uang yang sangat besar diseluruh pelosok tanah air khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.

Baca juga: Pemerintah Bidik Perputaran Uang dari Wisatawan Lokal Tembus Rp 3.000 Triliun di 2024

"Dengan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang, jika jumlah per keluarga dirata ratakan 4 orang maka jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga," ujar Sarman di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

"Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata rata Rp.3.250.000 maka perputaran uang selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H tahun ini diperkirakan mencapai Rp 157,3 triliun," sambungnya.

Sarman mencatat, jumlah tersebut masih berpotensi naik, karena mengalikan angka minimal atau moderat.

Perputaran uang tersebut akan menyebar dibergai sektor usaha seperti ritel, fashion, makanan dan minuman, BBM, transportasi darat (bus-rental-kereta api-mobil probadi dan motor), transportasi laut (kapal penumpang dan penyeberangan), transportasi udara (pesawat).

"Juga sektor pariwisata seperti hotel, motel, villa, restoran, café, mini market, aneka warung atau toko, destinasi wisata atau aman hiburan, UKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah dan aneka produk unggulan lainnya," kata Sarman.

Selain itu, perputaran uang ini akan menyebar diseluruh pelosok tanah air,terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jogja, dan Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 62 persen dari jumlah penduduk.

"Sisanya akan menyebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua," ujarnya.

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca juga: Menkominfo: Perputaran Uang Judi Online Capai Rp350 Triliun per Tahun

Perputaran uang selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 sangat signifikan untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 bertahan diangka 5 persen.

Perputaran uang tersebut juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dimasing masing Daerah tujuan mudik yang berasal dari pajak hotel, restoran, café, retribusi masuk destinasi wisata, selama musim libur Idul Fitri ini.

"Diharapkan Pemerintah Daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jorjoran yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya," kata Sarman.

Seperti tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel atau penginapan, harga makanan atau minuman dan harga makanan khas daerah atau oleh oleh, diharapkan tidak mengalami kenaikan yang memberatkan konsumen.

Selain itu, pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan.

Pemerintah Daerah diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan,kelancara lalu lintas khususnya pasar tumpah yang sering sekali memakan jalan lintasan agar selama libur lebaran dapat ditertibkan.

Disamping perputaran uang pemudik, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi yang juga mengalami pertumbuhan diprediksi sekitar 25-30 persen selama bulan Ramadhan dan Iduel Fitri 1445 H.

Remintasi merupakan kiriman pekerja migran kepada keluarganya di tanah air guna persiapan perayaan Idul Fitri dari berbagai Negara seperti Arab Saudi, China, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia dan beberapa Negara lainnya.

Sepuluh provinsi pengirim TKI paling banyak dan akan mendapatkan kiriman remitansi antara lain: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Bali, Sumut, Banten, Jogja dan DKI Jakarta yang tahun ini diperkirakan sebanyak 1.5 triliun dari 274.965 pekerja migran.

"Di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momentum Idul Fitri tahun ini sangat strategis mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh tanah air," ujar Sarman.

Menurutnya, nudaya mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga dikampung halaman menjadi sarana perputaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25 persen setiap tahun.

Perputaran ini dinilai mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, menggerakkan perekonomian daerah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Harapan kita agar mudik tahun ini berjalan lancar, aman, meriah, penuh kenangan, para pemudik dapat berbelanja dan berwisata sambal menikmati aneka kuliner dan produk UMKM," tutur Sarman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini