TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut nilai tukar rupiah mengalami pelemahan ke level Rp16.000 per dolar AS dampak dari gejolak di Timur Tengah.
Namun menurutnya, kondisi mata uang Indonesia masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain.
Airlangga menyebut tingkat depresiasi mata uang lebih dalam dialami Ringgit Malaysia dan Yuan China.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Makin Melemah, Menperin Agus Gumiwang Sebut Bikin Bengkak Produksi
“Indeks rupiah kalau kita bandingkan dengan berbagai negara lain, relatif kita sedikit lebih baik dari Malaysia dan juga China,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Sementara mata uang di kawasan Asia yang lebih baik dari Indonesia adalah Won Korea Selatan dan Baht Thailand.
“Dan yang lebih baik dari kita adalah salah satunya Korea Selatan dan Thailand,” imbuhnya.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (16/4/2024) nilai tukar rupiah anjlok 327,5 poin atau 2,07 persen ke level Rp 16.175.
Di pasar spot rupiah menjadi mata uang terlemah di antara negara-negara kawasan Asia.
Rupiah melemah 2,01 persen, won Korea melemah 0,77 persen, baht Thailand menguat 0,05 persen.
Kemudian ringgit Malaysia melemah 0,34 persen, serta yuan China melemah 0,01 persen.
Airlangga mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah cenderung lebih baik karena ditopang oleh fundamental perekonomian yang masih sangat kuat.
“Jadi kita tidak terdampak tinggi ada banyak negara yang lebih terdampak dari kita, karena fundamental kita relatif kuat,” jelasnya.
Menko Airlangga sebelumnya memenuhi undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk rapat intern membahas serangan Iran ke Israel, di Istana Kepreisdenan, Jakarta, Selasa, (16/4/2024).
Sejumlah menteri lainnya ikut dalam rapat tersebut diantaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Wamenkeu Suahasil Nazara , dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Baca juga: Saham Bank-bank Besar Ambrol, Rupiah Terus Melemah, Ada Apa?