News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Iran-Israel Panas, Menko Airlangga: Secara Geopolitik Belum Ada Apa-apa

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartarto berpendapat, pemerintah belum melihat dampak yang signifikan terhadap konflik yang terjadi di Iran dan Israel.

Terlebih, dia menilai bahwa potensi eskalasi kedua negara tersebut belum terlihat. Namun, beberapa dari negara barat telah memberikan statement bahwa tidak ingin terlibat dalam konflik Iran dan Israel.

"Jadi tentu ini secara geopolitik relatif belum ada apa-apa. Jadi tentu kalau belum ada apa-apa ya kita juga tenang-tenang saja," kata Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantornya, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Israel Dongkol ke China, Sentil Kemesraan Iran dan Tiongkok

Menurut Airlangga, beberapa negara tetangga dari Israel yakni Jordania, Mesir hingga Arab Saudi menginginkan deeskalasi terhadap konflik tersebut.

"Sekjen PBB sudah meminta semua pihak untuk menahan diri dan sedang berusaha untuk mengendalikan eskalasi, situasi sebelumnya Iran juga menyatakan masih menunggu statement dari PBB," tuturnya.

Sehingga, Airlangga menyatakan bahwa yang perlu menjadi fokus adalah selat Hormuz yang menjadi jalur logistik dan suplai chain daripada komoditas minyak.

"Jadi para pemimpin relatif statementnya sama di eskalasi dan juga potensi-potensu distrupsi yang kita lihat tentu yang terkait dengan logistik suplai chain dan juga kepentingan di selat Hormuz," ucap dia.

"Kita tahu selat Hormuz penting terutama untuk jalur minyak dan 30 persen perdagangan minyak ada di sana. Tapi kita juga tahu ada pangkalan Amerika di sana di Qatar," terangnya.

Gangguan Rantai Pasok

Sebelumnya, Kementerian Perekonomian menyatakan bahwa konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel memicu ketegangan regional hingga tingkat global. Eskalasi konflik tersebut juga akan berdampak pada perekonomian global dan meningkatkan risiko makroekonomi bagi perekonomian Indonesia.

Konflik di Timur Tengah saat ini semakin memanas dengan serangan ratusan drone Iran ke Israel pada Minggu (14/4) sebagai bentuk balasan atas serangan Israel yang telah menghancurkan gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024 lalu.

Baca juga: Netanyahu Abaikan Seruan Sekutunya untuk Menahan Diri Membalas Serangan Iran: Kami Putuskan Sendiri!

Menko Airlangga menyampaikan konflik tersebut juga akan menimbulkan gangguan pada rantai pasok melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.

Meski begitu, jika dilihat secara fundamental perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat, Pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan menopang Cadangan Devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.

Baca juga: Video Spesifikasi Jet Tempur Sukhoi-35 Rusia yang Dikirim ke Iran, Bakal Jadi Momok bagi Israel?

"Pastinya Pemerintah tidak tinggal diam, kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh. Tentunya tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga," tegas Menko Airlangga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini