Benar saja, nomor “teman” itu langsung tidak bisa dihubungi dan menguatkan dugaan bahwa itu adalah modus penipuan.
Wahyono mengatakan ia sering melakukan cek pada aplikasi pihak ketiga jika ada transaksi yang mencurigakan di BRILink-nya.
“Di sini kan rata-rata jual beli tanaman hias, kok tiba-tiba ada yang mau bayar pajak Rp20 juta ya saya agak curiga, makanya saya cek dulu rekening tujuan, ternyata benar ada indikasi penipuan,” ujar Wahyono.
Upaya mencegah penipuan era kiwari juga pernah dilakukan Anggita Sari, pemilik BRILink di wilayah Keditan, Magelang.
Anggita mencegah kerugian salah seorang warga Desa Keditan yang melakukan jual beli onderdil sepeda motor bekas.
“Kejadiannya baru saja, sebelum puasa, kebetulan si korban ini mau kirim barang di sini (Agen BRILink), tapi tanya dulu ke saya, 'mbak ini sekalian pencairan dana bisa to?'” cerita Anggi.
Calon korban ini mengaku sudah mendapatkan dana dari pembeli dalam bentuk barcode yang bisa dicairkan di BRILink terdekat.
Anggi kemudian melakukan pengecekan barcode yang dimaksud, ternyata hanya mengarah ke website tidak jelas dan mengindikasikan adanya penipuan.
Ia kemudian menjelaskan kepada pengirim barang, bahwa barcode itu palsu dan menjelaskan bahwa barcode itu adalah penipuan dan tidak bisa untuk mencairkan dana apapun di BRILink.
“Alhamdulillah bisa nolong orangnya, tidak jadi ketipu, nilainya 200 apa 300 ribu itu onderdil motornya,” kata Anggi.
Anggi juga memberikan edukasi kepada pelanggannya untuk mengunduh aplikasi yang bisa melihat nomor yang dicurigai penipu.
“Saya download-kan Get Contact itu masnya, karena memang sering jual beli, jadi saya ajari sekalian, setiap ada yang mau transaksi, dicek dulu di aplikasi nomornya apakah ada yang mencurigakan atau tidak,” beber Anggi.
Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri ( UIN ) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Irawan Wibisono mengatakan jika modus penipuan di zaman now terus berkembang dan membutuhkan keterampilan tekhnologi yang terus update untuk bisa mencegahnya.
“Dulu SMS dapat hadiah, lalu modus saudara kecelakaan, sekarang sudah makin canggih dengan kirim link palsu undangan pernikahan, “ ungkap Irawan.