"Dulu kami bahkan punya slogan kalau Rumah BUMN itu rumah kedua kami. Tiap hari posting produk di situ, ada wifi, ada PC ada laptop, kami manfaatkan," ujar Eko.
2. Jaga Kualitas dan Mutu
Desa Ngrombo mengirim hasil karya gitar dari lokal hingga mancanegara.
Filipina hingga Yunani menjadi tujuan pendaratan gitar-gitar khas Desa Ngrombo.
Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, Sumardi, ketika ditemui Tribunnews.com pada Kamis (28/3/2024) lalu bercerita, sebanyak 225 pengrajin bertahan berkarya memproduksi gitar Desa Ngrombo.
Selain itu, tantangan dunia digital juga membuat persaingan harga pasar terbilang kompetitif meskipun paguyubannya menjual gitar mulai ratusan ribu rupiah.
Sejak berwirausaha pada 1992 silam, Sumardi mengaku, gitar produksi Desa Ngrombo begitu dimintai pasar nasional dan internasional.
Ribuan gitar bahkan didistribusikan setiap bulan oleh ratusan pengrajin gitar asli daerah.
Digitalisasi berupa peran vital media sosial bakal menjadi tantangan pengrajin hingga distributor gitar ke depan untuk bersaing dengan pasar.
Di sisi lain, pengrajin tetap mempretahankan kualitas baik produksi gitar bakal menjadi sisi positif yang terus dicari oleh peminat dan toko-toko alat musik langganan.
Kualitas tetap menjadi prioritas para pengrajin gitar Desa Ngrombo.
Termasuk bagi Sumardi yang berulang kali memeriksa dan memastikan barang produksinya tanpa cacat.
"Ini menjadi tantangan kami pengrajin gitar Desa Ngrombo untuk bertahan kerajinan gitar menjadi UMKM jaya, apalagi menyandang klaster gitar tentu harus dilestarikan," papar dia.
3. Meneliti dan Berkreasi
Di Desa Wisata Rotan Trangsan, UMKM milik Suryantoro telah merambah pasar Amerika.
Sebulan terakhir, beberapa kontainer telah mengirimkan aneka produk Surya Rotan langsung dari Trangsan ke Negeri Paman Sam.