News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pagi Ini Rupiah Spot Menguat ke Level Rp15.985 Per Dolar AS

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan Bank Mandiri merapikan tumpukan uang tunai pecahan kecil dan besar di cash pooling Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Nilai tukar rupiah di pasar spot kembali ke bawah Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (6/5/2024). WARTA KOTA/HENRY

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot kembali ke bawah Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (6/5/2024).

Rupiah spot dibuka menguat 0,61 persen di level Rp 15.985 terhadap the greenback dibandingkan dengan penutupan Jumat (3/5/2024) yang berada di Rp 16.083 per dolar AS.

Mata uang garuda menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.

Pergerakan mata uang di kawasan cenderung bervariasi, won Korea Selatan berada satu tingkat di bawah rupiah setelah naik 0,54 persen, peso Filipina naik 0,27 persen dan dolar Taiwan yang naik 0,19 persen, baht Thailand naik 0,07 persen.

Sementara, yen Jepang turun terdalam di Asia setelah koreksi 0,34 persen, dolar Singapura yang tertekan 0,1 persen dan ringgit Malaysia turun 0,07 persen serta dolar Hongkong melemah tipis 0,04 persen terhadap dolar AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 16.030 - Rp.16.120.

“Pelemahan dolar memberikan ruang bernapas bagi mata uang regional, meskipun mata uang tersebut masih mengalami penurunan besar karena prospek suku bunga AS tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” ucap Ibrahim.

Baca juga: Bank Indonesia Ungkap 4 Faktor Pendorong Nilai Tukar Rupiah Kuat hingga Akhir Tahun

Data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat diperkirakan akan menjadi faktor lebih lanjut dalam prospek suku bunga.

“Tanda-tanda kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi lebih lama,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini