Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Head of Technical Departement Asosiasi Teknik Grafika dan Media Indonesia (ATGMI), Clay Wala, mengungkapkan industri percetakan akan tetap tumbuh positif tahun ini, utamanya segmen digital.
"Perkembangan digital printing dari pengoperasian awal ke proses hingga ke quality control yang mudah dan cepat membuat orang semakin banyak mencetak."
"Ke depan perkembangan akan semakin besar dan ini penting untuk industri kreatif kita, karena area bermain (pasar) sudah disediakan," tutur Clay Wala di acara Global Printing and Packaging Expo (GPPE) digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/5/2024).
Baca juga: Begini Desain Surat Suara Pilpres 2024, KPU: Masuk Proses di Percetakan
Pasar yang saat ini tengah bertumbuh datang dari konsumen perorangan, bukan perusahaan maupun pemerintah.
Hal ini disebabkan oleh kemudahan cetak menggunakan digital yang tidak harus dibatasi jumlah. Tidak seperti percetakan ofset.
"Sekarang dari masyarakat umum yang paling berkembang pasarnya. Kalau pemerintah yang tadinya pakai mesin ofset berpindah ke digital sedikit," terangnya.
Sementara itu, pertumbuhan pelaku usaha baru dengan naiknya tren percetakan digital juga memengaruhi industri ini.
"Banyak pemain baru yang relatif kecil karena entry barrier-nya kecil. Beda dengan dulu ofset. Entry barrier yang rendah banyak pengusaha baru. Kita bisa lihat di jalan poster dan banner itu dari digital printing."
"Dulu di awal kemunculan digital printing 1 m² itu harganya Rp 300.000, sekarang hanya belasan ribu. Itu membuat banyak orang mencetak dan pelaku usaha berinvestasi semakin besar," ucapnya.